kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengenal mobil China DFSK, si pendatang baru


Kamis, 10 Agustus 2017 / 21:47 WIB
Mengenal mobil China DFSK, si pendatang baru


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sales Manager PT Sokosindo Automobile Dendra Aryundya Koesoemo bilang walaupun pasar otomotif Indonesia sudah didominasi pabrikan asal Jepang, namun peluangnya masih cukup menjanjikan.

"Pihak kami melihat Indonesia potensinya sangat besar, rasio kepemilikan mobil per 1.000 orang di Indonesia masih rendah. Maka produsen dari China melihat potensi yang sangat besar," ungkap Dendra kepada KONTAN, Jakarta, Kamis (10/08).

Dendra melanjutkan pihaknya optimistis bisa penetrasi pasar melalui produk Super Cab mini truck dan SUV Glory 580. Dendra bilang pihaknya belum memiliki target penjualan hingga akhir tahun, sebab masih dalam penjajakan pasar. "Kita berusaha masuk ke dalam pasar. Ingin targetnya tinggi, tapi belum bisa disebutkan," kata Dendra.

Agar dapat semakin dikenal, Dendra memaparkan strategi yang dilakukan oleh pihaknya adalah memperluas jaringan dan memberikan rasa nyaman kepada konsumen. "Kita harus menepis image mobil China itu terlebih dahulu. Seperti dulunya motor China," kata Dendra.

Saat ini DFSK sudah memiliki jaringan 10 diler yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan hingga akhir tahun 2017, Dendra memasang target dapat punya 25 diler. Selanjutnya, perusahaan asal China ini siap berekspansi hingga memiliki 70 deeler yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia pada tahun 2018.

Pada 2018, DFKS akan menggunakan produk tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 50%-70%. Sebab dengan menggunakan produk lokal, pihaknya bisa menekan biaya produksi. Sebab jika produk China impor secara keseluruhan akan dikenai bea masuk 50%.

Terkait harga, Dendra mengakui pihaknya belum mematok harga produk mereka. "Yang pasti kita kasih harga yang menarik. Harganya di bawah produk sejenis," kata Dendra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×