Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kedua, terkait masalah pembayaran. Maulana mengungkapkan, hingga saat ini program hotel sebagai tempat akomodasi nakes masih terus berjalan. Beberapa hotel dibiayai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Namun untuk hotel sebagai ruang isolasi OTG beberapa ada yang diberhentikan lantaran ada tunggakan pembayaran. Padahal, perusahaan sangat membutuhkan pemasukan untuk menjaga arus kas hotel agar tetap bisa bertahan.
"Karena hotel yang menerima (OTG) kan tidak bisa menerima tamu lain. Jadi itu satu-satunya pendapatan dari sana. Kalau tidak lancar (pembayaran) makin sulit posisi hotel," sebut Maulana.
Ketiga, terkait branding hotel. Setelah selesai menjadi tempat isolasi OTG atau pasien Covid-19, hotel pun harus melakukan re-branding untuk menjaga persepsi kepercayaan masyarakat. "Ya setelah semua selesai, tentunya kami akan melakukan re-branding," sambung Maulana.
Baca Juga: Program work from Bali segera dimulai, begini efeknya untuk kinerja Dafam Hotel
Dihubungi terpisah, CEO Dafam Hotel Management (DHM) Andhy Irawan menyampaikan beberapa hotel di jaringan DHM melakukan kerjasama dengan rumah sakit untuk menampung tenaga kesehatan.
Hingga saat ini, Andhy bilang pihaknya masih akan fokus untuk menampung nakes, dan belum menyediakan tempat bagi pasien Covid-19.
Dengan tak merinci, Andhy menyampaikan bahwa sejumlah hotel di jaringan DHM tersebut berlokasi di Jakarta dan Bandung. Andhy mengakui, cara ini mampu menambah pendapatan bagi DHM.
"Tentunya (akan menambah pendapatan) dan bisa membantu operasional cost yang selama ini bisnis perhotelan masih tidak menentu tingkat huniannya," pungkas Andhy.
Selanjutnya: Tren bullish, harga batubara berpotensi pecahkan rekor tertinggi sepanjang masa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News