kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menilik pasar apartemen di wilayah penyangga Jakarta, bagaimana prospeknya?


Rabu, 25 Juli 2018 / 19:30 WIB
Menilik pasar apartemen di wilayah penyangga Jakarta, bagaimana prospeknya?
ILUSTRASI. Kerjasama JP Apartment dengan Projek dan 6 master franchise


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan hunian apartemen di wilayah penyangga Jakarta mulai dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi terus bertambah jumlahnya. Padahal, rumah tapak di pinggiran ibukora itu juga sebetulnya masih terbilang banyak.

Lalu seperti apa kondisi pasar hunian vertikal di wilayah Bodetabek saat ini? Daniel Handojo, Associate Executive Director Century 21 mengatakan, jumlah apartemen di wilayah penyangga Jakarta saat ini banyak sekali.

Namun, tidak semua proyek berjalan denga baik. "Banyak sekali penjualannya yang tersendat karena target pasarnya tidak jelas. Mereka asal membangun saja tanpa melihat tujuan proyek itu apa," jelasnya pada Kontan.co.id, Rabu (25/7).

Menurut Daniel, penjualan apartemen dapat sukses jika target pasar yang dibidik memang jelas. Dia menilai harga bukan merupakan patokan kesuksesan pengembangan hunian vertikal. Proyek dengan harga jual menengah ke atas di pinggiran tetap bisa laris manis jika pasar yang dibidik jelas.

Daniel menjelaskan, orang memilih tinggal di apartemen karena ada manfaatnya bagi mereka. Dia mencontohkan, apartemen yang dibangun di wilayah Bogor dan menyasar pekerja dari Jakarta namun tidak memiliki fasilitas penunjang terutama dari akses transportasi tidak akan bisa sukses.

"Atau mau bangun apartemen dekat pintu tol dengan menyasar pekerja dari Jakarta yang memiliki mobil, tetaapi tidak ada fasilitas parkir yang memadai biar bisa dijual dengan harga lebih murah. Penjualan proyek seperti ini juga tidak akan bisa lancar, karena konsumen akan khawatir parkir dimana. Hal-hal seperti ini yang harus diperhatikan pengembang." tambah Daniel.

Saat ini, Daniel melihat penjualan apartemen di wilayah penyangga Jakarta yang tercatat cukup bagus berada di wilayah Bekasi. Pasalnya, proyek-proyek hunian vertikal yang dibangun berada di jalur proyek infrastruktur seperti LRT dan transportasi publik lainnya. "Selain itu, perkembangan apartemen juga masih baru di Bekasi dan belum banyak juga yang bangun apartemen disana," katanya.

Sementara di wilayah Bogor, prospek apartemen secara umum juga belum bagus karena cara berpikir masyarakatnya masih memilih tinggal untuk rumah tapak. Sementara proyek hunian vertikal yang ditawarkan di wilayah ini menurut Daniel banyak yang tidak didukung oleh pangsa pasar yang jelas.

Namun, Daniel melihat prospek proyek yang dibangun dengan tujuan yang jelas dan tidak hanya sebatas jualan saja akan sukses ke depan. Dia mencontohkan, apartemen yang dibangun di dekat kampus dengan harga dan target pasar yang jelas seperti JP Apartemen yang dibangun di dekat kampus IPB akan sukses.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×