kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.858   20,00   0,13%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Menilik pasar apartemen di wilayah penyangga Jakarta, bagaimana prospeknya?


Rabu, 25 Juli 2018 / 19:30 WIB
Menilik pasar apartemen di wilayah penyangga Jakarta, bagaimana prospeknya?
ILUSTRASI. Kerjasama JP Apartment dengan Projek dan 6 master franchise


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan hunian apartemen di wilayah penyangga Jakarta mulai dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi terus bertambah jumlahnya. Padahal, rumah tapak di pinggiran ibukora itu juga sebetulnya masih terbilang banyak.

Lalu seperti apa kondisi pasar hunian vertikal di wilayah Bodetabek saat ini? Daniel Handojo, Associate Executive Director Century 21 mengatakan, jumlah apartemen di wilayah penyangga Jakarta saat ini banyak sekali.

Namun, tidak semua proyek berjalan denga baik. "Banyak sekali penjualannya yang tersendat karena target pasarnya tidak jelas. Mereka asal membangun saja tanpa melihat tujuan proyek itu apa," jelasnya pada Kontan.co.id, Rabu (25/7).

Menurut Daniel, penjualan apartemen dapat sukses jika target pasar yang dibidik memang jelas. Dia menilai harga bukan merupakan patokan kesuksesan pengembangan hunian vertikal. Proyek dengan harga jual menengah ke atas di pinggiran tetap bisa laris manis jika pasar yang dibidik jelas.

Daniel menjelaskan, orang memilih tinggal di apartemen karena ada manfaatnya bagi mereka. Dia mencontohkan, apartemen yang dibangun di wilayah Bogor dan menyasar pekerja dari Jakarta namun tidak memiliki fasilitas penunjang terutama dari akses transportasi tidak akan bisa sukses.

"Atau mau bangun apartemen dekat pintu tol dengan menyasar pekerja dari Jakarta yang memiliki mobil, tetaapi tidak ada fasilitas parkir yang memadai biar bisa dijual dengan harga lebih murah. Penjualan proyek seperti ini juga tidak akan bisa lancar, karena konsumen akan khawatir parkir dimana. Hal-hal seperti ini yang harus diperhatikan pengembang." tambah Daniel.

Saat ini, Daniel melihat penjualan apartemen di wilayah penyangga Jakarta yang tercatat cukup bagus berada di wilayah Bekasi. Pasalnya, proyek-proyek hunian vertikal yang dibangun berada di jalur proyek infrastruktur seperti LRT dan transportasi publik lainnya. "Selain itu, perkembangan apartemen juga masih baru di Bekasi dan belum banyak juga yang bangun apartemen disana," katanya.

Sementara di wilayah Bogor, prospek apartemen secara umum juga belum bagus karena cara berpikir masyarakatnya masih memilih tinggal untuk rumah tapak. Sementara proyek hunian vertikal yang ditawarkan di wilayah ini menurut Daniel banyak yang tidak didukung oleh pangsa pasar yang jelas.

Namun, Daniel melihat prospek proyek yang dibangun dengan tujuan yang jelas dan tidak hanya sebatas jualan saja akan sukses ke depan. Dia mencontohkan, apartemen yang dibangun di dekat kampus dengan harga dan target pasar yang jelas seperti JP Apartemen yang dibangun di dekat kampus IPB akan sukses.

Sementara di pasar di Tangerang menurutnya masih lesu karena kondisi yang over supplai. Kondisi ini terjadi setelah beberapa tahun sebelumnya banyak developer membangun apartemen dan sebagian besar diserap oleh investor. Sementara perkembangan infrastrukturnya tidka berubah dan hanya mengandalkan jalan tol.

Greenwoods Group adalah salah satu developer yang sedang mengembangkan proyek apartemen di wilayah Bogor. Perusahaan memilih masuk ke wilayah Bogor tepatnya berdekatan dengan IPB untuk membangun apartemen mahasiswa bertajuk JP Apartment.

Alasannya mereka masuk kesana lantaran pasarnya jelas. "Kebutuhan hunian mahasiswa di wilayah IPB besar sekali. Dari data yang kami dapat ada 13.000 mahasiswa baru setiap tahunnya di kampus ini dan 75% berasal dari luar kota. Ini pasarnya besar. Kos-kosan mahasiswa yang ada disini masih kebnayakan trandisional dan kami mau masuk dengan konsep yang modern," jelas Okie Imanto, CEO Greenwoods Group.

PT Adhi Commuter Properti juga sedang gencar melakukan pengembangan proyek apartemen di wilayah penyangga Jakarta. Anak usaha Adhi Karya ini akan fokus mengembangkan proyek-proyek berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di sekitar proyek transportasi massal seperti Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Commuterline.

Pundjung Setya Brata, Direktur Operasi Adhi Karya sekaligus Komisaris Utama PT Adhi Commuter Properti mengatakan, prospek pasar hunian di sekitra LRT dan transportasi publik lainnya akan besar sekali.

Dengan kehadiran transportasi publik itu, akan membuat membuat mobilitas masyarakat menuju Jakarta akan sangat cepat. Penjualan proyek yang kami bangun juga sudah diterima masyarakat dengan baik. Bahkan proyek Cisauk Point dekat Stasiun Cisauk, permintaannya saat ini sudah 1.600 padahal belum kami luncurkan," kata Pundjung.

Saat ini, Adhi Commuter Properti sudah melakukan proses pembangunan untuk tiga proyek LRT City yaitu Easter Green di Bekasi dengan progres toping off, serta Royal Sentul Park dan Gateway Park Kalimalang dengan progres dalam tahap konstruksi.

Semester II ini, Adhi Commuter Properti akan mulai melakukan pengembangan di empat proyek baru yaitu LRT City Urban Signature Ciracas, Cisauk Point, Oase Park, dan MTH 27. Tahun ini, mereka menargetkan marketing sales Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×