kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menilik Peluang dan Tantangan Pengelolaan Receiving Terminal LNG di Indonesia


Kamis, 20 Juni 2024 / 19:14 WIB
Menilik Peluang dan Tantangan Pengelolaan Receiving Terminal LNG di Indonesia
ILUSTRASI. Perta Arun Gas


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Perta Arun Gas (PAG), afiliasi Pertamina Sub Holding Gas mengungkapan sejumlah peluang dan tantangan pengelolaan receiving terminal LNG dalam Forum Gas dan Bumi 2024. Peluang LNG di Asia akan semakin bertumbuh sekitar 47% dan pemenuhan gas sekitar 69% di Asia harus dipenuhi oleh LNG.

Manager Business Development PT Perta Arun Gas Ratio Fitra Maliki mengatakan, peluang dalam pengelolaan receiving terminal LNG di antaranya, Indonesia yang merupakan negara kepulauan, penyediaan infrastruktur secara massive (LNG Receiving Terminal / Regas, Gas Pipeline & Moda Transportasi laut) merupakan solusi terbaik & “mendesak” dalam mewujudkan aspirasi atau target pemenuhan energi melalui gasifikasi.

Baca Juga: Perta Arun Gas (PAG) Geber Bisnis LNG di Indonesia

Peluang berikutnya ialah penemuan giant new gas discovery (South Andaman & Andaman 2, Geng North 1 Blok North Ganal) termasuk existing WK Gas Masella dll) akan mendorong pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan (LNG) utk kebutuhan domestik & internasional sebagai transisi energi menuju Net Zero Emission target di tahun 206.

"Nah ini akan menjadi game changer bagi bisnis gas di Indonesia ketika gas dari Andaman dengan reserve yang mungkin lebih dari 6 BCF itu akan masuk di kawasan Aceh, kemudian pipa Semangke ke Dumai terealisasi dan pipa dari Cirebon ke Batang juga terealisasi, maka Sumatra- Jawa akan terhubung ini akan established," ungkapnya dalam Forum Gas dan Bumi di Bandung, Kamis (20/6)

"Penemuan gas yang cukup besar baik di Andaman maupun di Kalimantan ini bisa menjadi salah satu jalan untuk mencapai target net zero di 2060," tambah Fitra.

Baca Juga: Perta Arun Gas (PAG) Berambisi Menjadi Pusat Energi Asia

Menurut Fitra, pengalaman dalam penyediaan infrastruktur dan tetap menyediakan SDM sangat berperan dalam mewujudkan percepatan penyediaan infrastruktur energi di Indonesia.

Peluang lain, skema gross split pengelolaan WK Migas, sejatinya memberi fleksibilitas bagi operator dalam menentukan mitra untuk penyediaan infra pengolahaan untreated gas (surface facility), fasilitas liquefaction hingga receiving.

Adapun, untuk tantangannya, Fitra menerangkan antara lain, dibutuhkan komitmen bersama secara konsisten (penyedia infrastruktur dan pengguna) terkait keberlangsungan kerjasama atas komitmen aspek komersial & legalitas.

Kedua, B to B scheme penyediaan infrastruktur energi baru dapat memperoleh Final Investment Decision (FID) apabila telah memenuhi maturitas investasi diantaranya aspek commercial berupa kesepakatan yang bersifat binding (keekonomian) serta kepastian terkait supply & demand.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Targetkan Revitalisasi Terminal LNG Rampung 2025

Terakhir, dari aspek pendanaan (Perta Arun Gas), untuk proyek skala besar yang melibatkan rantai supply yang kompleks, pendanaan dari external menuntut maturitas proyek yang lebih kompleks (kepastian reserve / feed gas, buyer, dll

Fitra menambahkan, LNG adalah salah satu solusi untuk bisa mengalirkan gas dari sumber-sumber produksi gas sampai ke tujuan pemakai gas.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×