kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik potensi bisnis susu saat pandemi virus corona (Covid-19)


Kamis, 28 Mei 2020 / 16:18 WIB
Menilik potensi bisnis susu saat pandemi virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Industri Susu


Reporter: Agung Hidayat, Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis susu sapi lokal tak terlalu terpengaruh oleh pandemi covid-19, sehingga produksi masih lancar dan dapat diserap oleh industri pengolahan susu. Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) mengatakan hampir 90% produksi susu segar lokal menjadi bahan baku industri.

Lebih lanjut Teguh menerangkan, produksi susu segar lokal menyuplai sekitar 20% kebutuhan susu nasional. Sedangkan sebagian besar kebutuhan susu dalam negeri dipasok dalam berbagai bentuk seperti skim dan butterfat.

Baca Juga: Begini penerapan 4 sehat 5 sempurna kekinian dalam menghadapi pandemi virus corona

"Bahan baku yang impor tadi biasanya harus diolah dengan susu segar, untuk itu industri disini commit untuk serap produksi lokal," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis (28/5). Ia berharap pemerintah dapat memberi perhatian terhadap sektor ini dengan mendorong penambahan peternakan sapi perah.

Apalagi saat pandemi ini, dimana banyak pemutusan hubungan kerja berlangsung, sektor peternakan sapi perah punya potensi menyerap tenaga kerja yang banyak. Saat ini saja, kata Teguh, ada sekitar 100 ribu tenaga kerja yang direct terhadap sektor peternakan sapi perah.

"Kalau bisa digenjot suplai susu segar 50% dari kebutuhan nasional tentu bisa menambah tenaga kerja baru," sebutnya. Selain peningkatan tenaga kerja, bertambahnya peternakan sapi perah juga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku olahan susu.

Pasar produk susu masih berpeluang tumbuh dimana konsumsi susu masyarakat Indonesia masih kecil sekitar 15-16 liter per kapita per tahun, di bawah negara tetangga seperti Thailand yang sudah mencapai 30 liter per kapita per tahun. Menurut perkiraan Teguh jumlah sapi perah di Indonesia saat ini sekitar 300.000 ekor.

Baca Juga: Berikut cara alami menurunkan tekanan darah tinggi

Investasi di bidang peternakan sapi perah menurut Teguh masih punya kesempatan yang baik di tahun ini. Salah satu produsen susu kemasan yang tengah menjajaki investasi di peternakan sapi perah misalnya, PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ)

Yang dalam materi paparan publiknya baru-baru ini menjabarkan perusahaan tersebut tengah menjajaki joint venture untuk mendirikan peternakan sapi perah di Sumatera. Rencana jangka panjangnya ada 6.000 sapi perah.

Sementara itu bagi bisnis es krim yang merupakan produk olahan susu, tahun ini nampaknya akan menjadi tahun yang menantang. PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) Menimbang kondisi pasar yang lesu akibat pandemi corona (covid-19), perusahaan tidak ingin muluk-muluk dalam mengejar target penjualan. 

Baca Juga: Industri FMCG menyisir peluang lewat saluran penjualan online

“Masih kami usahakan untuk setidaknya sama dengan tahun 2019, kami akan berusaha sekeras mungkin,” kata Direktur CAMP, Adji Anjono kepada Kontan.co.id belum lama ini. Sedikit informasi, sebelumnya penjualan bersih CAMP tercatat sebesar  Rp 1,02 triliun di tahun 2019 atau tumbuh sekitar 7,05% dari penjualan bersih tahun 2018 yang mencapai Rp 961,13 juta.

Sementara itu, laba bersih CAMP tercatat tumbuh double digit sebesar  23,90% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula sebesar Rp 61,94 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 76,75 miliar pada tahun 2019 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×