kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meningkatkan nilai tambah tanaman tembaku melalui proses ekstraksi


Selasa, 21 Juli 2020 / 12:31 WIB
Meningkatkan nilai tambah tanaman tembaku melalui proses ekstraksi
ILUSTRASI. Petani merawat tanaman tembakau jenis Kemloko di persawahan desa Ketitang, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020). Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung memperkirakan luas tanaman tembakau pada masa tanam tahun 2020 seluas 15


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Varietas tanaman tembakau Indonesia merupakan salah satu komoditi unggulan dalam negeri yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan lebih optimal. Pemanfaatan tanaman tembakau selama ini sebatas pada daunnya sebagai bahan baku rokok

Namun seiring perkembangan teknologi, tanaman tembakau dapat menghasilkan berbagai macam produk turunan melalui proses ekstraksi yang dapat memberi nilai tambah.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro pada webinar seputar pertanian tembakau beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Realisasi penerimaan Bea Cukai hinga Juni tumbuh 45,32%

Ia mengatakan, hasil panen tembakau selama ini baru sebatas diolah menjadi produk rokok. Padahal, tanaman tembakau dapat diolah dan menghasilkan berbagai macam produk turunan selain rokok.

Menurut Bagus, pemanfaatan tembakau perlu ditingkatkan dengan melakukan diversifikasi untuk menghasilkan berbagai macam produk turunan selain rokok. Diversifikasi produk tembakau ini dapat membantu petani tembakau memberikan nilai tambah bagi hasil panennya secara menyeluruh.

Tanaman tembakau, Bagus mengatakan, bisa diolah menjadi asap cair tembakau yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Selain itu, hasil ekstraksi tembakau juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk farmasi maupun produk kosmetik.

Termasuk di dalamnya adalah ekstraksi tembakau untuk menghasilkan nikotin cair untuk produk tembakau alternatif seperti industri cairan vape atau rokok elektrik yang sedang berkembang belakangan ini.

“Bahan baku untuk ekstraksi tembakau melimpah di Indonesia dan memiliki potensi yang amat besar. Sayangnya, saat ini upaya ekstraksi tembakau masih terbatas di laboratorium belum mencapai skala industri,” ungkap Bagus dalam keterangannya

Baca Juga: Apakah cukai rokok tahun 2021 akan naik? Ini jawaban Ditjen Bea Cukai

Memang, untuk sampai ke skala industri, pengembangan ekstraksi tembakau masih membutuhkan perjalan yang panjang.

Selain perlunya kajian dan penelitian terkait kandungan dan ekstraksi tembakau, perlu juga kajian dari sisi ekonomi agar investor tertarik untuk membangun industri ekstraksi tembakau di Indonesia. "Soal industri ini sudah menjadi ranahnya Kementerian Perindustrian,” kata Bagus.

Meski begitu, Bagus menegaskan, Kementerian Pertanian mendorong upaya pengembangan ekstraksi tembakau sebagai diversifikasi produk tembakau. 

Saat ini, Kementerian Pertanian memiliki Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan kajian terkait ekstraksi tembakau.

Meski membutuhkan jalan panjang untuk sampai ke tahap industri, pengembangan ekstraksi tembakau perlu dilakukan. Sebab, peluang industri ekstraksi tembakau di Indonesia terbuka lebar.

Baca Juga: Kebijakan industri hasil tembakau harus kedepankan kemandirian bangsa

Menurut Bagus, diversifikasi melalui ekstraksi tembakau ini merupakan alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan produk tembakau yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi petani tembakau.

Menanggapi hal ini, pengamat ekonomi pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi menambahkan diversifikasi produk melalui ekstraksi tembakau berpotensi menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“IPB beberapa waktu lalu mengadakan kajian di empat kota penghasil tembakau selama enam bulan. Dalam kajian lapangan tersebut, kami melihat banyak sekali limbah tanaman tembakau yang dibuang begitu saja oleh para petani tembakau,” ungkap Gandhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×