kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin: Asean siap bersinergi jadi basis manufaktur terdepan di Asia


Jumat, 14 September 2018 / 11:33 WIB
Menperin: Asean siap bersinergi jadi basis manufaktur terdepan di Asia
Menperin saat World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sedang meningkatkan kemampuan dan menyiapkan kolaborasi bersama untuk menjadi basis manufaktur terdepan di Asia (factory Asia's next frontier) serta mengambil peluang dengan memasuki era revolusi industri 4.0.

Pada diskusi panel World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan ke depannya bukan lagi persoalan kekuatan masing-masing, tetapi lebih kepada kerjasama antara negara anggota Asean yang saling menguntungkan.

Forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 peserta yang meliputi pemimpin bisnis, kepala negara, menteri, akademisi, dan sejumlah tokoh penting. Mereka berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai masa depan, khususnya tentang Industri 4.0 sesuai tema yang diusung “Asean 4.0: Entrepreneurship and the Fourth Industrial Revolution”.

Airlangga menyebutkan beberapa strategi yang perlu dilakukan negara-negara di Asean supaya industri manufakturnya berdaya saing global, antara lain meningkatkan kapabilitas manufaktur mereka yang maju dan diperlukan kebijakan untuk menarik investasi.

Selanjutnya, teknologi baru harus diadopsi dan dibutuhkan keterampilan pekerja dalam menanganinya. “Dengan industri 4.0, tentunya menimbulkan kesempatan baru yang membutuhkan kerja sama untuk reskilling maupun up-skilling terhadap kompetensi sumber daya manusia (SDM) di masing-masing negara Asean,” jelas Airlangga dalam keterangan pers, Jumat (14/9).

Menurutnya, seluruh tenaga kerja yang berketerampilan tinggi akan menjadi kunci kesuksesan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Selain itu, yang perlu diperhatkan adalah mendorong industri kecil dan menengah (IKM) ikut berpartisipasi dalam transformasi tersebut.

“Negara-negara Asean harus mempertimbangkan kolaborasi timbal balik sebagai sarana mempercepat transformasi dan mengatasi tantangan secara bersama. Mereka juga harus memanfaatkan kekuatan masing-masing negara dan menciptakan sinergi di antara mereka sendiri,” papar Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×