kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin Dorong Sanko Holding Asal Turki Berinvestasi di Sektor Manufaktur Indonesia


Senin, 10 Juni 2024 / 08:15 WIB
Menperin Dorong Sanko Holding Asal Turki Berinvestasi di Sektor Manufaktur Indonesia
ILUSTRASI. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Sekretaris Jenderal, Direktur JenderalIndustri Agro, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Istanbul dan Ankara pada 4-5 Juni 2024.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kesempatan pertemuan dengan para pelaku industri di Istanbul, Turki pada 4-5 Juni 2024 lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membawa misi peningkatan investasi asal negara tersebut di Indonesia, khususnya bagi sektor industri manufaktur. 

Salah satu perusahaan yang ditemui Menperin adalah Sanko Holding, konglomerasi manufaktur terbesar di Turki yang dikenal secara global sebagai penghasil tekstil hingga produsen energi terbarukan. 

Baca Juga: Bertemu SANKO Holding, Menperin Buka Peluang Investasi di Sektor Mamin dan Energi

Sanko Holding mempekerjakan sekitar 14.000 tenaga kerja, beroperasi di 11 sektor berbeda, dan mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara.

Sektor-sektor unggulan dari Sanko Holding meliputi industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate. Di bidang tekstil, Sanko Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.

“Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong Sanko Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, juga ke sektor energi,” ujar Menperin dalam siaran pers di situs Kemenperin, Minggu (9/6).

Baca Juga: Persulit Produk Impor, Menperin Dukung Industri Kreatif Rebut Pasar Domestik

Kepada Sanko Holding, Menperin mendorong perusahaan tersebut untuk berinvestasi pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal. Hal ini mengingat Sanko akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua serta membuat kapal pengolah tuna. 

Tuna adalah komoditas yang sangat melimpah di sekitar Biak, Papua sehingga masih sangat potensial untuk membangun industri pengolahan tuna di wilayah tersebut.

Menperin juga mengundang Sanko Enerji, anak perusahaan Sanko Holding, untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah. 

“Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Sanko Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia,” jelas Agus.

Baca Juga: Gelombang PHK Industri Tekstil Masih Berlanjut

Sanko Enerji saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW.

Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin juga mendorong Sanko Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060. 

“Pihak Sanko menyambut baik tawaran tersebut dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut,” kata Agus. 

Selain itu, Sanko Holding juga memiliki industri tekstil dan kemasan yang juga perlu didorong investasinya di Indonesia.

Baca Juga: Maniskan Kinerja Industri Olahan Kopi, Kemenperin Cetak SDM Ahli

Total investasi Turki di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai US$ 42,758 juta, sehingga menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.

Artinya, masih terdapat peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×