Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian aktif mendorong pelaku industri kreatif di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang agar dapat menghasilkan berbagai produk yang inovatif dan kompetitif. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dan didukung dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) terampil sehingga diyakini dapat berdaya saing hingga kancah global.
“Kami mendukung penuh kepada para pelaku industri kreatif agar bisa lebih mengembangkan usahanya, termasuk dengan cara berkolaborasi di antara pelaku industri kreatif di Indonesia. Upaya ini tentunya akan mendorong kemajuan ekonomi kreatif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Sabtu (8/6).
Pada tahun 2024, Nevertoolavish menggandeng tiga grup band lokal dan sembilan brand lokal yang tidak hanya pada industri sepatu, melainkan juga untuk produk apparel, tas, hingga aksesoris. Bertigabelas jenama ini mengusung satu tema besar, yaitu “The Prism of Zodiac Colors”. Setiap brand dan band akan merilis produk yang merepresentasikan zodiak di tiap bulannya.
Di hadapan para pelaku industri kreatif yang hadir, Menperin mengemukakan data Statistika Market Insight 2024, yang melaporkan bahwa nilai pasar domestik industri fesyen di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai US$ 7,72 miliar yang berasal dari tiga sektor utama, yaitu sektor apparel senilai US$ 4,04 miliar, sektor aksesoris US$ 2,18 miliar, dan sektor alas kaki US$ 1,64 miliar.
Baca Juga: Melawat ke Turki, Menperin Dorong Kerja Sama Strategis Sektor Industri
“Selain itu, sektor industri fesyen diproyeksikan terus tumbuh per tahun rata-rata 4,26% hingga tahun 2029, dengan nilai pasar hingga US$ 9,6 miliar. Angka ini masih bisa meningkat, karena seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional,” papar Agus.
Nilai pasar tersebut menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif di Indonesia untuk dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang artinya bisa merebut pasar domestik di tengah persaingan produk impor.
Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri fesyen dan kriya yang turut berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
“Saat ini terdapat 962 ribu industri fesyen di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12% dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang,” ungkapnya.
Sementara itu, pertumbuhan untuk konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatanya melesat 7,02% YoY pada kuartal II tahun 2023 lalu.
“Pertumbuhan setinggi itu belum pernah dicapai, setidaknya sejak tahun 2010 atau 14 tahun terakhir,” imbuhnya.
Peningkatan ini salah satunya adalah dampak dari kemudahan berbelanja melalui situs-situs e-commerce seperti Tokopedia, dan juga dari tumbuhnya preferensi masyarakat kita terhadap merek-merek lokal Indonesia seperti Nevertoolavish. Tentunya peningkatan konsumsi ini harus disambut baik sebagai peluang bagi industri tekstil kita untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca Juga: Gelar Indonesia Food Innovation 2024, Kemenperin Kembangkan IKM Pangan Inovatif
Menperin optimistis, kinerja industri manufaktur Indonesia terus ekspansif yang sejalan dengan semakin bergeliatnya produktivitas di dalam negeri.
“Industri manufaktur merupakan tulang punggung ekonomi nasional, yang saat ini tumbuh 4,70%, dan ditargetkan bisa mencapai 5% pada tahun ini. Selain itu, kontribusi manufaktur menjadi terbesar dibanding sektor ekonomi lainnya, dengan mencapai 18%. Bahkan, sumbangsih ekspor manufaktur sebagai mayoritas, di angka 80%,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News