Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen sebesar Rp 3.700 per kilogram (kg), namun di sejumlah daerah masih ditemui pembelian gabah di bawah HPP. Kondisi ini dikhawatirkan membuat petani kesulitan untuk melakukan tanam padi karena rendahnya HPP.
Harga pembelian gabah di Kabupaten OKU Timur dan Banyuasin Sumatera Selatan tercatat Rp 3.300 sampai Rp 3.400 per kg. Kemudian, harga gabah di Kabupaten Tulang Bawang Lampung dan Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara seharga 3.400 per kg.
Sedangkan harga gabah di daerah Berbah Yogyakarta dan Klaten masing-masing seharga Rp 3.400 dan Rp 3.300 per kg. Harga tersebut lebih rendah dari HPP sebesar Rp 3.700 per kg.
Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian mengatakan, pembelian gabah tingkat petani yang rendah toh tidak membuat harga beras di pasar lebih murah. "Justru disparitas harganya mencapai Rp 5.000 per kg," tandas Amran pada akhir pekan lalu (25/4).
Saat ini harga beras di tingkat petani mencapai Rp 6.000 per kg namun harga di perkotaan bisa mencapai Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg. Selisih harga ini tidak dinikmati petani melainkan oleh pedagang. Apalagi Bulog dianggap lamban dalam menyerap hasil panen petani.
Oleh sebab itu, Menteri Pertanian kembali mengingatkan Bulog untuk segera bergerak cepat menyerap hasil panen yang sesuai dengan HPP yang ditentukan pemerintah. Mengingat petani membutuhkan modal untuk memulai masa tanam padi pada Mei mendatang. Ia juga mengingatkan, agar Bulog dapat menyerap 4,5 juta ton gabah kering panen (GKP) pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News