kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentan minta daerah tekan alih fungsi lahan


Rabu, 02 Maret 2016 / 14:26 WIB
Mentan minta daerah tekan alih fungsi lahan


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta kepala daerah khususnya di Pulau Jawa untuk menekan alih fungsi lahan pertanian.

"Kepala daerah memiliki peran penting untuk mengeluarkan kebijakan yang melindungi pertanian dari gempuran pembangunan perumahan. Dari pusat kami selalu mensuport agar alih fungsi lahan diminimalisir. Saya minta kepala daerah gubernur dan bupati untuk tetap mempertahankan lahan pertanian," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri panen raya di Candisingo, Madurejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, pihaknya selalu berkoordinasi dengan kepala daerah terkait dengan peningkatan produktivitas pertanian, bahkan di Kabupaten Sleman "Di Kabupaten Sleman kami menargetkan penambahan lahan seluas 100 hektare," katanya.

Target tersebut merupakan jawaban dari permintaan Bupati Sleman Sri Purnomo yang ingin memanfaatkan lahan mangkrak seluas 50 hektar di Kecamatan Cangkringan akibat bencana erupsi Gunung Merapi.

"Saya penuhi cetak sawah 50 hektare, kalau Pemkab bisa menyediakan lahan 100 hektare akan lebih baik," katanya.

Dalam kunjungan Mentan memberikan sejumlah bantuan kepada kelompok tani yang ada di desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, seperti pompa air, alat panen dan taktor tangan.

"Saya minta alat-alat ini benar-benar sampai ke petani. Bila tidak sampai, petani silahkan datang ke saya semua biaya saya ganti nanti," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, meski mengalami penyusutan lahan pertanian, namun produksi pertanian di Sleman mengalami peningkatan. Tercatat di 2014 hasil produksi sebesar 314.298 ton gabah kering giling dengan luas panen 52.232 hektare dan produktivitas 60,17 kwintal per hektare. Sementara pada 2015, jelasnya, dengan luas panen 50.356 hektare berhasil memproduksi 328.683 ton gabah kering giling dengan luas dengan produktivitas 66,91 kwintal per hektare.

Meski luas panen menurun, namun produksi padi yang dihasilkan justru mengalami peningkatan karena produktivitas yang meningkat," katanya.

Ia mengatakan, untuk sasaran luas panen di 2016 tercatat pada Januari hingga Maret sebesar 26.181 hektare, pada April hingga September 2016 sebesar 24.65 hektare.

"Sehingga sasaran luas tanam total pada Oktober hingga September sebesar 50.831 hektare. Kami optimistis produksi padi pada pada 2016 dapat kembali mengalami surplus," katanya.

Menurut dia, pada 2015 sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbanyak yang mencapai 23,01 persen dari jumlah penduduk Sleman yang mencapai 1.063.984 jiwa. Sektor pertanian juga menjadi penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sleman yaitu sebesar 13,15 persen pada 2015."Sedangkan untuk hasil pertanian padi, pada 2015 mengalami surplus hasil produksi," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, diakui produksi padi di Sleman memiliki sejumlah tanangan, salah satu tantangan yang dirasakan adalah karena adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang menyebabkan penurunan luasan lahan pertanian sehingga pihaknya berupaya untuk meningkatkan inovasi dalam menjawab tantangan yang ada.

"Pemkab Sleman telah menggalakkan pola tanam jajar legowo dan mewajibkan pola tanam jajar legowo bagi kelompok tani yang menerima bantuan. Keunggulan dari pola tanam ini adalah peningkatan hasil produksi, karena pola tanam ini berimplikasi pada kemudahan dalam pemberian pupuk dan pengendalian organisme penggangu. Pola ini juga memiliki kemampuan dalam menjaga kesuburan tanah karena ada jarak tanam," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×