Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan komitmen pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan rendah karbon.
Hal ini dikemukakan Arifin secara virtual pada Energy and Climate Joint Ministerial Meeting - G20 yang diselenggarakan di Napoli, Italia (23/7).
Pada kesempatan tersebut, Arifin memberikan intervensi singkat dalam Sesi Utama bertajuk Pemulihan Berkelanjutan dan Transisi Energi Bersih (Sustainable Recovery & Clean Energy Transitions), sementara Menteri LHK memberikan intervensi singkat dalam Sesi Utama berjudul Kota dan Aksi Iklim (Cities and Climate Actions).
Arifin menyampaikan sejumlah perkembangan kebijakan di Indonesia dalam rangka mendukung proyek-proyek hijau, juga peran penting energi terbarukan untuk menyediakan akses energi dan memberdayakan masyarakat di pedesaan maupun daerah terpencil.
Baca Juga: Sah! PLN akuisisi 100% saham MCTN, siap kelola pembangkit listrik Blok Rokan
"Indonesia juga secara aktif, responsif, dan inklusif mengembangkan kebijakan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim selagi juga memulihkan ekonomi dari dampak pandemi global," ungkap Arifin, dikutip dari keterangan resmi, Senin (26/7).
Arifin melanjutkan, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah Indonesia memberikan dukungan ekonomi bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (Small and Medium Enterprises - SMEs) serta memastikan akses energi dalam rangka mencapai target SDGs.
Arifin juga menyampaikan subsidi yang tepat sasaran diberikan pada kelompok rentan yang berhak menerima, seperti rumah tangga dengan ekonomi lemah, untuk menjaga produktivitas dan kualitas hidup di tengah situasi pandemi.
Lebih lanjut, Arifin menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan harmonisasi kebijakan untuk mendukung proyek nasional tersebut. "Sesuai arahan Presiden RI bahwa akses, keterjangkauan, dan keberlanjutan akan membuka jalan menuju ekonomi hijau," ujar Arifin.
Baca Juga: Harga batubara acuan mencapai US$ 115,35 per ton, tertinggi dalam 1 dekade terakhir
Arifin menegaskan bahwa transisi energi dipahami secara plural sebagai langkah kebijakan yang beragam, yang mengacu pada situasi nasional, kapasitas teknologi dan sosial-ekonomi, serta tantangan geografi. Terkait hal tersebut, Indonesia juga sedang menyiapkan rencana jangka panjang untuk beralih dari pembangkit batubara ke pembangkit yang lebih bersih, dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknologi serta sosial-ekonomi.
Pertemuan tingkat menteri ini merupakan pertemuan puncak yang menyepakati Joint Ministerial Communique on Energy and Climate, yang dibahas sepanjang rangkaian persidangan Energy Transitions and Climate Sustainability Working Group (ETCS WG). ETCS WG menggabungkan dua working group yaitu ETWG dan CSWG. KESDM dan KLHK secara bersama berpatisipasi aktif sejak ETCS WG 1 diselenggarakan pada 22-23 Maret 2021 lalu. Selain persidangan utama, telah diselenggarakan pula beragam pertemuan kolateral dan sesi pertemuan luar biasa (extraordinary meeting sessions).
Selanjutnya: Menteri ESDM: Hilirisasi minerba berjalan sesuai rencana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News