Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pengalihan hak partisipasi alias participating interest (PI) Shell di Blok Masela kian mendekati akhir. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, konsorsium pengelola Blok Masela yang baru diharapkan sudah bisa terbentuk pada awal Juni 2023.
Pertamina, menurut Arifin, direncanakan masuk sendiri ke Blok Masela dengan membeli PI Shell terlebih dahulu. Soal apakah Pertamina kemudian bakal menggandeng mitra untuk berbagi PI atau tidak bergantung pada keputusan Pertamina kelak.
“Masih Pertamina (masuk sendiri),” kata Arifin saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (5/5).
Baca Juga: SKK Migas Menanti Proses Alih Kelola Saham Shell ke Pertamina
Blok Masela terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Laporan Tahunan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Tahun 2020 menyebutkan, proyek pengembangan Lapangan Gas - Abadi itu memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.
Mengutip siaran pers Kementerian ESDM bernomor NOMOR: 004.Pers/04/SJI/2020, pengembangan Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi Gas Bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun dengan rincian sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa.
Saat ini, Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) masih mengempit hak partisipasi 35% di Blok Masela, sementara operatorship dipegang oleh Inpex Masela Ltd yang memiliki hak partisipasi sebesar 65%.
Hanya saja, Shell dalam perkembangannya kemudian memutuskan untuk melepas hak partisipasi tersebut.
Baca Juga: SKK Migas Pastikan Proyek Blok Masela Terus Berjalan Secara Paralel
Sebelumnya, Petronas sempat dikabarkan hendak ‘masuk bareng’ bersama Pertamina sebagai pemegang hak partisipasi di Blok Masela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News