kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM: DME Lebih Hemat dan Efisien Ketimbang LPG


Minggu, 20 Februari 2022 / 10:58 WIB
Menteri ESDM: DME Lebih Hemat dan Efisien Ketimbang LPG
ILUSTRASI. Contoh tabung DME yang dipamerkan oleh PT Pertamina, PT Bukit Asam, dan Air Products and Chemical Inc. Menteri ESDM: DME Lebih Hemat dan Efisien Ketimbang LPG.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan efisiensi pembakaran dimethyl ether atau DME lebih baik ketimbang Liquefied Petroleum Gas (LPG) sehingga layak menjadi bahan bakar alternatif untuk program substitusi energi di Indonesia.

Arifin menuturkan, dari sekitar 200 percobaan yang dilakukan oleh Lemigas, menunjukkan efisiensi LPG pembakaran DME juga lebih baik dibanding LPG.

"Fraksi karbon beratnya kalau di LPG masih tertinggal di dalam sisa botol, sedangkan kalau DME masih bisa dioptimalkan, sehingga ini menjadi salah satu advantage (keuntungan)," kata Arifin dikutip dari siaran pers, Minggu (20/2).

Pemanfaatan DME, sambung Arifin, menggunakan jenis batubara yang memiliki kalori 3.800 kkal/kg karena tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan PLN.

Arifin menambahkan, pemerintah telah memperhitungkan harga keekonomian DME yang telah disepakati agar produk ini mampu bersaing dengan harga LPG. Adapun manfaat yang diterima oleh negara melalui substitusi DME tersebut berupa pemanfaatan sumber daya alam, menghemat devisa impor LPG, dan memenuhi in-situ di lokasi mulut tambang yang dapat mengatasi isu kelangkaan.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Hilirisasi Merupakan Kewajiban bagi Perusahaan Batubara

Saat ini, Indonesia sedang membangun pabrik hilirisasi batubara menjadi DME di Muara Enim, Sumatera Selatan. Proyek itu diproyeksikan bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dari bahan baku 6 juta ton batubara kalori rendah.

Pemerintah berharap proyek DME itu dapat membuka lapangan pekerjaan untuk sekitar 13 ribu orang pada tahap konstruksi. Adapun di sektor hilir yang akan dikelola oleh Pertamina diharapkan mampu menciptakan 12.000 lapangan pekerjaan baru.

Proyek hilirisasi batubara menjadi DME tersebut merupakan hasil kerja sama antara Amerika Serikat dengan Indonesia melalui perusahaan Air Products & Chemicals Inc, PT Bukit Asam, dan Pertamina.

Baca Juga: Perusahaan Batubara Ramai-Ramai Dorong Hilirisasi

Pemerintah menargetkan perusahaan tersebut bisa merealisasikan nilai rencana investasi sebesar USD 15 miliar untuk industri gasifikasi batubara beserta turunannya di Indonesia.

Selain DME, Kementerian ESDM memiliki beberapa alternatif terkait substitusi LPG, antara lain melalui jaringan gas rumah tangga hingga penggunaan kompor listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×