Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, pertumbuhan kendaraan roda dua mencapai 5% per tahun. Kondisi ini dinilai perlu dimanfaatkan untuk mendorong program konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik.
"Pertumbuhan kendaraan berbahan bakar Bahan Bakar Minyak (BBM) kecenderungannya naik terus, informasi dari Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas), total kendaraan roda dua berbahan bakar BBM itu ada 120 juta unit dan itu kencenderungannya naik terus 4-5% per tahun serta mobil BBM ada 20 juta lebih yang kecenderungannya juga naik terus," kata Arifin dalam siaran pers, Minggu (20/11).
Baca Juga: Setoran PNBP dari Hilirisasi Mineral Capai Rp 146,85 Triliun
Arifin menjelaskan, pertumbuhan kendaraan ini juga mendorong peningkatan kebutuhan BBM. Sayangnya, lifting migas nasional mengalami tren penurunan.
Dengan demikian, kebutuhan BBM pun mendorong impor minyak dan BBM. Lebih jauh, beban subsidi ikut meningkat.
Arifin menegaskan, program konversi kendaraan listrik yang dilakukan Kementerian ESDM memiliki beberapa keuntungan, baik dari sisi biaya bahan bakar dan pergantian oli maupun emisi karbondioksida (CO2).
"Misalnya, Pertalite dengan harga Rp10.000, tetapi jika diganti dengan motor listrik hanya memerlukan daya listrik 1 Kilo Watt yang harganya Rp1.600. Jangan lupa juga motor BBM setiap tahun harus ganti oli itu kurang lebih Rp2-2.5 juta pertahun, dengan motor listrik hal itu tidak ada lagi," imbuh Arifin.
Selain penghematan, keuntungan lain adalah penurunan emisi CO2 yang tentunya sejalan dengan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Target 53 Smelter pada 2023 Berpotensi Tidak Tercapai
Arifin menjelaskan, jika 140 juta unit kendaraan diganti dengan kendaraan listrik maka ada pengurangan emisi mencapai 100 juta ton CO2 setiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News