Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan langkah strategis Kementerian ESDM dalam menjawab tantangan yang dihadapi sektor ESDM ke depan.
Arifin menyampaikan, upaya tersebut akan segera diselesaikan secara Cepat, Cermat dan Profesional (CCP) selama lima tahun ke depan.
Baca Juga: Pertamina Power-Marubeni retak, seperti ini progres proyek listrik di Bangladesh
Prioritas utama yang disoroti oleh Arifin adalah kebutuhan tenaga listrik. Ia berjanji akan menuntaskan program 35.000 Mega Watt (MW) pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.
"Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun ke depan, program 35.000 MW akan terselesaikan," janji Arifin di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).
Dalam siaran pers, Arifin menjelaskan, peningkatan kebutuhan listrik akan diisi dengan mendorong pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diperkirakan memiliki potensi 400 Giga Watt (GW).
Baca Juga: Kisruh PLTGU Jawa 1, Dirut PLN Sripeni Inten bertemu dengan Dirut Pertamina Power
"Kita prioritaskan untuk memanfaatkan sumber-sumber EBT. Apalagi Indonesia sangat banyak memiliki sumber, ini kalau hitung berdasarkan datanya bisa mencapai 400 GW," terang Arifin.
Arifin menilai pemanfaatan EBTmampu menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan. "Kita tidak tergantung lagi pada energi fosil dan (EBT) menghasilkan emisi yang bersih yang akan mendukung kesehatan penduduk indonesia sehingga masyarakat tumbuh berkembang cerdas ke depan," kata Arifin.
Lebih jauh Arifin menjelaskan, pengembangan EBT khususnya biodiesel akan didorong kedepannya. Menurutnya, pemanfaatan biodiesel juga bermanfaat memberi dampak perekonomian besar bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit kecil, disamping sebagai energi bahan bakar rendah emisi.
"Apa yang kita lakukan terhadap biofuel adalah untuk mengurangi emisi," kata Arifin.
Selain itu, Arifin menekankan pentingnya pembangunan transmisi listrik dan gas. Kementerian ESDM, sebutnya akan segera menyelesaikan pembangunan transmisi listrik dan gas di Sumatera dan Kalimantan.
Baca Juga: Ini dibalik masuknya Indonesia Power di PLTGU Jawa 1, PLN turun tangan?
"Saya harap keberadaan energi ini mendukung sektor pariwisata. Tanpa energi mungkin agak sulit mengembangkan pariwisata," tuturnya.
Asal tahu saja, beberapa bulan lalu pemerintah telah membangun tol listrik di Sulawesi. Membentang sejauh 3.767 kms (kilometer sirkit) dengan 5.687 tower transmisi serta 47 Gardu Induk berkapasitas total 2.648 MVA, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menghubungkan 4 (empat) provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Adapun, prioritas yang tak kalah penting menurut Arifin adalah peningkatanan Domestic Market Obligation (DMO) Batubara.
"Kami perkirakan dalam 5 tahun ke depan DMO batubara akan meningkat karna kebutuhannya meningkat. Ini dilakukan dari skala besar dan skala kecil," jelas Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News