kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Menteri UMKM Usul Pengrajin Lokal Bisa Tiru Barang Branded, Ini Respon Apindo


Kamis, 16 Oktober 2025 / 19:50 WIB
Menteri UMKM Usul Pengrajin Lokal Bisa Tiru Barang Branded, Ini Respon Apindo
ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani di Jakarta (2/4/2025). Apindo buka suara soal usulan Menteri UMKM yang mendorong pengrajin lokal membuat produk mirip merek luar negeri namun dengan nama plesetan.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, menanggapi usulan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Suherman yang mendorong pengrajin lokal membuat produk mirip merek luar negeri namun dengan nama plesetan.

Shinta menilai pelaku UMKM perlu berhati-hati dalam meniru konsep produk branded karena Indonesia memiliki kekayaan kreativitas dan ciri khas tersendiri yang bisa dikembangkan tanpa harus menjiplak.

“Ya, saya rasa kita harus hati-hati juga. Indonesia punya keunikan sendiri dengan produk-produk kreatifnya. Kita enggak usah jadi penyontek, tapi bisa buat dengan ciri khas Indonesia. Hasil kreatif seperti handicraft dan kerajinan tangan kita itu luar biasa,” ujar Shinta saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Baca Juga: Daya Beli Melemah, Penyaluran Kredit Multiguna Perbankan Ikut Lesu

Ia menambahkan, meniru produk luar negeri, apalagi hingga menyerupai merek tertentu, dapat menimbulkan persoalan legalitas. 

“Kalau meniru produk plek ketiplek dan mereknya sama, tentu bisa menimbulkan masalah hukum. Tapi intinya, Indonesia itu kaya dan punya banyak kreativitas yang enggak perlu nyontek dari luar,” lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri UMKM Maman Suherman menyebut usulannya agar pengrajin lokal membuat produk yang menyerupai merek-merek branded ternama namun dengan nama plesetan merupakan bentuk kreativitas untuk menghadapi banjir produk impor murah asal China.

“China tuh banyak banget masuk tas KW 1, KW 2, KW 3. Saya menyarankan, kita dorong para pengrajin buat produk yang sama tapi namanya beda. Misalnya, tas mirip Louis Vuitton tapi namanya Louis Vuttong. Ini bentuk kreativitas,” ujar Maman. 

Ia mengatakan, ide tersebut muncul setelah menemukan dua penyebab utama turunnya aktivitas perdagangan di Sentra Tas Tajur, Bogor, yaitu peralihan pelaku usaha ke platform daring akibat tingginya biaya sewa tempat, serta meningkatnya dominasi produk impor yang kini mencapai separuh dari total barang yang dijual di kawasan tersebut.

Baca Juga: Pembentukan Family Office RI Dinilai Bisa Tarik Investasi dan Buka Lapangan Kerja

Selanjutnya: Penyelundupan Emas ke India Melonjak Menjelang Festival Dhanteras dan Diwali

Menarik Dibaca: 7 Strategi Cerdas agar Kelas Menengah Bisa Jadi Kaya di Tahun 2025, Catat yuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×