kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menyusutnya areal tanam bikin impor pangan meroket


Rabu, 08 Oktober 2014 / 19:01 WIB
Menyusutnya areal tanam bikin impor pangan meroket
ILUSTRASI. Promo J.CO edisi akhir bulan ini, tepatnya pada 24-30 April 2023, hadirkan paket donut hingga merchandise khas J.CO.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Impor pertanian pada semester satu melebihi pencapaian impor pada tahun 2013. Penyebabnya terjadi karena produksi pertanian yang terganggu akibat cuaca pada awal tahun karena banjir. Lalu memasuki Agustus sampai September ini kekeringan. Selain cuaca, konversi lahan juga menciutkan produksi pertanian.  

Pengamat Pertanian Khudori mengatakan, konversi lahan atau penyusutan areal tanam yang membuat produksi pertanian turun. Pada daerah di Sumatera dan Kalimantan yang menjadi basis panagan bahkan terjadi konversi dari sektor pertanian ke sektor perkebunan khususnya sawit.

Kondisi ini, kata Khudori bukan tidak mungkin membuat impor pada semester dua bakal meledak dan melampaui volume impor tahun 2013.  Biasanya produksi diakhir tahun lebih rendah dibandingkan awal tahun. Hal ini berkaca pada musim kemarau dan masuk musim panceklik, sehingga produksi turun.

Rendahnya produktifitas ditahun 2014 ini dianggap Khudori karena pengaruh psikologis kondisi tahun politik. "Karena tahun terakhir pemerintahan. Kerja dan tidak kerja tidak ada bedanya. Tidak menentukan prestasi," pungkas Khudori pada Rabu (8/10).

Menghadapi kondisi ini, Khudori menyarankan agar pemerintahan baru segera merumuskan lembaga khusus pangan. Karena tidak ada lembaga yang mengurus pangan.  Jika tidak ingin impor terus berlanjut.

Pusdatin Direktorat Jendral Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian (Ditjen P2HP) Kementerian Pertanian  (Kementan) mencatat impor pertanian pada tahun 2011 volumenya mencapai 22,9 juta ton. Secara perlahan, selama dua tahun berikutnya mengalami penurunan. Pada tahun 2012 volumenya mencapai 19,3 juta ton dan 2013 turun lagi menjadi 17,4 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×