Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI) belum berniat menambah model lagi untuk dirakit. Saat ini perusahaan masih fokus dengan enam model yang sudah meluncur dari pabrik perakitan di Wanaherang, Bogor.
Keenam model tersebut adalah C-Class, E-Class, S-Class, GLE-Class, GL-Class, dan GLC-Class. Meski ada keluarga baru C-Class, yakni Coupe dan Estate, namun MBI masih mengimpornya langsung dari Jerman.
”Kita harus ukur skala ekonomisnya diproduksi atau kita impor. Kalau niche model seperti Coupe dan Estate sudah pasti impor, pun demikian dengan negara tetangga,” kata Deputy Director Sales Operation MB Cars and Network Development MBI, Kariyanto Hardjosoemarto.
Dikatakan bahwa untuk menambah lagi produk baru yang di-Completely Knock Down (CKD) atau Semi Knock Down (SKD), MBI harus melihat potensi volume yang akan diserap pasar. Hal ini ada kaitannya dengan persiapan infrastruktur yang juga besar.
Kariyanto lalu mencontohkan, saat MBI melakukan Roll perakitan GL-Class April 2016 lalu, keluar dari jalur produksi baru akan dilakukan September atau Oktober. Tak hanya persiapan jalur produksi, tetapi juga sumber daya dimana investasinya tidak sedikit.
Memang, tidak ada patokan berapa unit yang laku, lalu di-CKD atau SKD, menurut pemaparan pria yang akrab disapa Keri itu, ada banyak pertimbangan. Menentukan mobil dirakit lokal tak sesimpel membalik telapak tangan, atau hanya mematok volume dan potensi ekspor.
”Karena ini ada konsekuensinya, dan harus komitmen. Tidak ada trial and error. Nggak ada terus C-Class Coupe coba dirakit, nggak mungkin,” ujar Keri.
Keuntungan mobil SKD atau CKD salah satu di antaranya adalah beda harga. Keri mencontohkan C-Class yang bisa beda harga atau lebih murah Rp 60 jutaan jika dibandingkan dengan impor utuh dari Jerman. (Penulis: Donny Apriliananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News