Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Industri pendukung properti menanti proyek infrastruktur dan program sejuta rumah milik pemerintah segera bergulir dalam waktu dekat. Sebab, pada kuartal I-2015, penjualan industri pendukung properti cenderung stagnan.
Stephanus Bagus Pambudi, Vice President PT Tatalogam Lestari bilang, salah satu solusi untuk meningkatkan penjualan produk pendukung industri properti adalah dengan menggeber proyek infrastruktur dan program sejuta rumah.
"Jika anggaran pemerintah untuk infrastruktur dan perumahan dikucurkan, kami optimistis industri ini bisa tumbuh," terang Stephanus Senin (25/5).
Saat ini, pelaku industri pendukung properti mengapresiasi keputusan Bank Indonesia yang memberikan kelonggaran untuk kredit pembiayaan rumah (KPR). “Ini peluang kami untuk tumbuh 20%-30% per tahun,” ujar Stephanus.
Perlu diketahui, PT Tatalogam Lestari merupakan produsen genteng metalik merek Homedero, Sakura Roof, Surya Roof, dan baja ringan merek Taso. Bahan baku produksi sebagian dari impor, sebagian dipasok dari PT Bluescope Steel Indonesia.
Perusahaan memiliki empat pabrik, yaitu di tiga pabrik di Cikarang dan satu pabrik di Cibitung. Adapun total kapasitas produksi perusahaan adalah 15.000 metrik ton per bulan, dengan utilitas 12.000 metric ton per bulan.
Stephanus bilang, pihaknya berencana membangun pabrik baru sekitar 2 tahun lagi, ketika utilitas pabrik saat ini sudah penuh. Agar bisa berkembang, perusahaan ini berencana menawarkan saham perdana ke publik sekitar 5-10 tahun ke depan.
Harapan agar proyek pemerintah infrastruktur segera dikucurkan juga datang dari Yanto Bungaran, Manager PT Dekoramik Perdana. Pelaku industri granit merek Sandimas ini bilang, pada kuartal I-2015 penjualannya relatif stagnan karena tak ada pemicu penjualan yang berarti. "Semoga di kuartal II permintaannya bisa naik," ujar Yanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News