kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Merger Citilink-Pelita Air Direstui, Skema Penggabungan Diputuskan Januari 2024


Sabtu, 30 Desember 2023 / 05:45 WIB
Merger Citilink-Pelita Air Direstui, Skema Penggabungan Diputuskan Januari 2024


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan skema penggabungan usaha atau merger antara anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Citilink Indonesia dan Pelita Air akan diputuskan pada Januari tahun 2024. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, merger keduanya saat ini masih dalam proses dengan menitikberatkan pada neraca equity. 

“Walaupun sudah ada pembalikan equity waktu proses PKPU, kita sedang melakukan berbagai effort secara perjanjian leasing supaya bisa dilakukan untuk PSAK 72,” ungkapnya saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (29/12). 

Untuk diketahui, PSAK 72 merupakan standar akuntansi baru yang mengatur tentang pendapatan dari kontrak dengan pelanggan dan menjadi standar tunggal yang mengatur pengakuan pendapatan untuk seluruh jenis industri.

Baca Juga: Soal Rencana Merger Pelita Air dan Citilink, Begini Tanggapan APJAPI

Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, harapannya nanti dengan melakukan perubahan mekanisme leasing bisa menghasilkan equity yang positif. 

Terkait skema penggabungan, Tiko juga menjelaskan bahwa BUMN melihat dua konsep yang kemungkinan bisa diterapkan kepada Pelita Air. 

“Untuk Pelita masih pertimbangkan  dua konsep apakah dia akan masuk Garuda atau direct masuk ke InJourney,” ungkap Tiko. 

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney ini adalah BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia.

“Karena pemegang saham sekarang pemerintah, yaitu Pertamina nanti kita konjungsi dulu antara pihak kami, InJourney, dan Pertamina seperti apa skemanya, nanti kita putuskan di Januari skemanya seperti apa,” tambah Tiko. 

Baca Juga: Melihat Tren Merger dan Akuisisi Korporasi di Indonesia Hingga Kuartal III

Meski begitu, Tiko mengatakan secara flagship dari dari sisi segmen pelayanan tetap tersedia tiga-tiganya. Yaitu dari sisi premium, medium dan low cost. 

“Garuda dari sisi premium, Citilink untuk yang low cost dan Pelita sebagai medium airline,” ungkap Tiko. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×