kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merpati Airlines akan jalankan bisnis kargo internasional pengiriman ikan


Rabu, 16 Oktober 2019 / 21:38 WIB
Merpati Airlines akan jalankan bisnis kargo internasional pengiriman ikan
ILUSTRASI. Jajaran direksi Garuda Indonesia, Merpati Airlines dan BUMN yang tergabung dalam sinergi ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), serta Himbara yang terdiri da


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain beroperasi sebagai agen kargo di Timur Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati Airlines) juga memperoleh kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari aset PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk penerbangan internasional.

Dalam kesepakatan kerja sama, Rabu (16/10), Garuda Indonesia bersama PT Perikanan Nusantara akan membantu Merpati Airlines.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara kerja sama ini ditandatangani untuk jangka waktu 38 tahun. Tapi setiap periode lima tahun bisa dikaji ulang.

Baca Juga: Restrukturisasi utang Merpati Nusantara Airlines masih panjang

Nah, untuk internasional, saat ini pihaknya bersama Merpati Airlines dan Perikanan Nusantara masih mencari peluang agar Merpati memperoleh pendapatan.

Sebelumnya, kata Ari, Perikanan Nusantara mengekspor ikan ke Jepang melalui kapal dengan harga Rp 350.000 per kilogram dalam kondisi sudah mati.

Kini dengan layanan kargo Garuda Indonesia, ikan bisa bertahan hidup dan dijual dalam keadaan hidup sesampainya di Jepang. Dalam kondisi hidup, harga jualnya lebih tinggi mencapai Rp 1 juta. "Ini bisa disinergi BUMN (bersama Perikanan Nusantara) untuk bantu Merpati," kata Ari.

Baca Juga: BUMN keroyokan membantu Merpati Airlines

Direktur Restrukturisasi dan Pengembagnan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, saat ini kondisi Merpati Airlines secara ekuitas masih minus Rp 10 triliun.

Merpati juga masih memiliki tanggung jawab dalam hal restrukturisasi utang. "Restrukturisasi enggak mudah, tapi kebetulan kreditur 80% BUMN," jelasnya.

Aloysius menambahkan, dirinya berharap Merpati Airlines cukup beruntung menjalani bisnis kargo bersama Garuda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×