Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Otoritas Penerbangan Sipil RI untuk sementara melarang PT Merpati Nusantara Airlines untuk menjalankan rute penerbangan yang dianggap memiliki tingkat kesulitan tertinggi di Indonesia dengan pesawat tipe MA-60 buatan China.
Pelarangan ini dilakukan menyusul kecelakaan MA-60 di Kaimana beberapa pekan lalu. Tiga rute tersebut ada di Nusa Tenggara Timur, yaitu bandara Ruteng, Ende, dan Waingapu.
"Kita minta Merpati tidak mengoperasikan pesawat MA 60 pada bandar udara yang memiliki obstacle (halangan) yang tinggi dan yang memerlukan high manuver," katanya Senin (23/5).
Untuk itu, Pengoperasian pesawat Merpati MA 60 ini akan terus dimonitor dan selama pesawat ini tidak melewati rute yang dilarang, maka peswat Merpati tetap boleh beroperasi.
Sementara itu Direktur Niaga Merpati, Tony Aulia Achmad menyatakan pihaknya akan tetap menerbang 3 rute tersebut. Namun pihaknya akan mengganti pesawat MA 60 tersebut dengan pesawat yang kapasitasnya kecil.
Tony menyatakan pesawat yang akan dioperasikan untuk menggantikan MA-60 adalah Fokker-100 untuk penerbangan rute Waingapu-Kupang dan pesawat Cassa untuk penerbangan di Ende dan Ruteng. "Selama ini untuk rute ke kota-kota itu tidak setiap hari ada penerbangan, jadi pengaruhnya tidak terlalu besar," tandasnya.
Walaupun begitu Tony mengaku jumlah penumpang untuk MA60 mengalami penurunan. "Biasanya rata-rata load factor (keterisian penumpang) MA 60 mencapai 84%, saat ini hanya sekitar 65%,"paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News