Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Maskapai Merpati Nusantara Airlines sebenarnya memesan 15 unit pesawat jenis MA-60. Pesawat jenis itulah yang jatuh di Kaimana, pada Sabtu (7/5) siang ini.
Adapun, pembelian pesawat itu pun sebenarnya merupakan bagian dari pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt. Saat ini, baru ada empat unit pesawat jenis MA-60 di tangan Merpati. Karena pada Rabu (4/4) kemarin, kepada Kompas, Sekretaris Perusahaan Merpati Imam Turidi mengatakan, masih ada 11 unit pesawat Merpati jenis MA-60 yang belum datang.
Pesawat yang diproduksi Xi'an Aircraft Industrial Corporation di bawah China Aviation Industry Corporation I (AVIC I), sebenarnya mampu mengangkut 60 orang. Bukan hanya 20-an pesawat seperti pesawat yang jatuh di Kaimana, Papua Barat itu.
Pesawat berbaling-baling ini pun, mampu terbang dengan kecepatan maksimal hingga 514 kilometer per jam. Ditopang oleh dua mesin & Whitney Canada PW127J, dengan wilayah jelajah 1.600 kilometer, pesawat ini mampu terbang hingga 7.620 meter.
Pesawat Merpati jenis MA-60 ini pun, akan dimanfaatkan Merpati untuk melayani jalur penerbangan komuter. Tadinya, Merpati menerbangkan pesawat-pesawat jenis Fokker 27 dan 100. (Haryo Damardono | Asep Candra, Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News