kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

Meski Banjir Bali Jegal Kinerja, WINE Tak Ubah Target 2025


Selasa, 28 Oktober 2025 / 16:16 WIB
Meski Banjir Bali Jegal Kinerja, WINE Tak Ubah Target 2025
ILUSTRASI. Minuman fermentasi anggur Hatten Wines produksi PT Hatten Bali Tbk (WINE). Kinerja PT Hatten Bali Tbk (WINE) belum sepenuhnya sejalan dengan laju pemulihan sektor pariwisata.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Hatten Bali Tbk (WINE) belum sepenuhnya sejalan dengan laju pemulihan sektor pariwisata. Namun, perseroan optimistis target pertumbuhan pendapatan 14% pada tahun penuh 2025 bakal tercapai.

Hingga kuartal III-2025, emiten produsen wine asal Bali ini mencatatkan pendapatan Rp 215,57 miliar, hanya tumbuh 2,86% secara tahunan (year on year/YoY). Padahal, tren kunjungan wisatawan hingga Agustus 2025 menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih tinggi, dengan wisatawan mancanegara naik 12,33% dan domestik 23,31%.

Direktur Keuangan WINE Ketut Sumarwan menjelaskan, pertumbuhan pendapatan yang cenderung lambat disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, meningkatnya persaingan di pasar, terutama dari produk impor yang menawarkan lebih banyak pilihan bagi konsumen.

Baca Juga: Telin, DEC dan ITCO Tandatangani MoU untuk Kembangkan Infrastruktur Kabel Laut ICE II

Kedua, musibah banjir yang terjadi di Bali pada September lalu. Rupanya, kejadian itu ikut menghambat aktivitas pariwisata dan menahan permintaan produk.

“Sebagian wisatawan menunda kunjungan maupun kegiatan hiburan, sehingga permintaan ikut tertahan,” ungkap Ketut kepada Kontan, Selasa (28/10/2025).

Kondisi itu kian diperparah dengan peningkatan sejumlah beban perseroan. Berdasarkan laporan keuangannya, beban pokok penjualan WINE naik 10,31% YoY menjadi Rp 125,66 miliar. Beban penjualan juga meningkat 19,28% YoY menjadi Rp 8,29 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi naik tipis 1,44% YoY menjadi Rp 33,87 miliar.

Dus, laba bersih WINE terkoreksi 12,72% YoY menjadi Rp 32,81 miliar.

Ketut bilang kenaikan sejumlah pos beban terutama disebabkan oleh strategi perusahaan menambah persediaan bahan baku. “Panen buah anggur di Australia hanya setahun sekali, dan kondisi cuaca ekstrem membuat hasil panen tidak stabil. Karena itu kami menambah buffer stock untuk menjaga kelancaran produksi,” jelasnya.

Selain itu, perusahaan juga tengah gencar melakukan aktivitas branding sebagai investasi jangka panjang terhadap loyalitas konsumen.

Namun di tengah peningkatan beban ini, Ketut memastikan WINE masih mampu menjaga margin laba sebelum pajak di kisaran 15%.

Pun, perseroan masih optimistis bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan tahun penuh 2025 sebesar 14%. Untuk diketahui, angka itu mencerminkan target pendapatan Rp 330,58 miliar pada akhir tahun nanti. Artinya, perseroan baru mencapai 65,21% target hingga kuartal III-2025 ini. 

Namun begitu, Ketut bilang pihaknya tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan 14% YoY hingga akhir tahun. “Kami tidak melakukan revisi target. Kalaupun meleset, kami perkirakan tidak jauh dari target semula, mungkin di kisaran 10%,” tegasnya.

Pasalnya, perusahaan tetap melihat adanya peluang pemulihan di kuartal IV-2025, terutama dengan momentum libur Natal dan Tahun Baru yang biasanya mendorong konsumsi di sektor pariwisata dan hospitality. 

Baca Juga: Petani Sawit Minta Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Mandatori Biodiesel B50

Selanjutnya: IHSG Terkoreksi 0,30% ke 8.092, Top Losers LQ45: UNVR, AMMN dan ASII, Selasa (28/10)

Menarik Dibaca: Camilan Sehat yang Cocok Dikonsumsi saat Diet, Ini Daftarnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×