Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras dengan jumlah maksimal sebesar 500.000 ton.
Meski melakukan impor beras, namun Perum Bulog tetap siap menyerap gabah/beras petani. Sekretaris Perusahaan Bulog, Siti Kuwati mengatakan, beras impor akan masuk ke gudang Bulog dan akan dikeluarkan untuk stabilisasi yang atas perintah rakortas dan tidak langsung masuk pasar. Bulog akan menyerap hasil panen sesuai ketentuan inpres sebanyak-banyaknya.
“Jadi tidak perlu khawatir, Bulog punya 1.400 unit gudang di lebih dari 500 komplek gudang yng tersebar di 26 divisi regional, dengan kapasitas simpan seluruhnya kurang lebih 4 juta ton,” jelas Siti seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (7/2).
Sekadar mengingatkan, tahun 2018 ini, Perum Bulog menargetkan melakukan pengadaan beras sebanyak 2,7 juta ton. Sampai Juni, sesuai penugasan pemerintah, Bulog harus menyerap setara 2,2 juta ton setara beras.
Seluruh beras tersebut akan digunakan untuk program Bantuan Sosial sebanyak 960.000 ton, beras komersial 1,5 juta ton dan Cadangan Beras Pemerintah sebesar 250.000-300.000 ton.
Beras impor tiba Februari
Penugasan importasi beras kepada Perum Bulog ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01 tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor, beras untuk keperluan umum adalah beras dengan kepecahan di atas 5% sampai dengan 25%. Dalam perkembangan selanjutnya, Perum Bulog mengimpor beras dengan kepecahan 5% dan 15%.
Beras ini diperuntukan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan oleh Pemerintah untuk keperluan antara lain stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat miskin, kerawanan pangan, dan keadaaan tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Sampai dengan saat ini Bulog telah menandatangani kontrak dengan 6 perusahaan dari Vietnam, Thailand dan India, dengan total kuantum Impor sebanyak 281.000 ton. Dengan rincian dari Vietnam 141.000 ton, Thailand 120.000 ton dan India 20.000 ton.
“Sebetulnya terdapat 8 perusahaan yang lolos tahapan negosiasi harga, namun karena pertimbangan keterbatasan waktu izin impor, ada 2 perusahaan dari Pakistan tidak menandatangani kontrak,” ujar Siti.
Siti Kuwati mengatakan, berdasarkan Surat Izin Impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, beras impor tersebut harus sudah tiba di Indonesia paling lambat tanggal 28 Februari 2018.
“Di pertengahan bulan Februari ini diperkirakan sudah ada yang masuk ke Indonesia, dan sampai dengan akhir bulan Februari ini direncanakan beras impor sebanyak 281.000 ton sudah masuk semuanya,” tambahnya.
Pelabuhan tujuan yang menjadi destinasi impor adalah Belawan (Medan Sumut), Teluk Bayur (Padang Sumbar), Panjang (Bandar Lampung-Lampung), Merak (Cilegon Banten), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya Jatim), Tanjung Wangi (Banyuwangi Jatim), Benoa (Denpasar Bali), dan Tenau (Kupang NTT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News