Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bisnis olahan kayu, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) menargetkan pertumbuhan kinerja bisnis yang positif pada tahun ini. Pihaknya berharap, baik penjualan maupun laba bersih tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur IFII Ang Andri Pribadi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjalankan bisnis selama tahun 2023.
Maklumlah, IFII melihat prospek bisnis olahan kayu akan melambat dikarenakan kondisi global saat ini. Terlebih, kondisi itu tidak hanya berdampak pada Perseroan saja namun juga kepada produsen MDF lain, khususnya di Asia.
Baca Juga: IFII Proyeksikan Tren Pertumbuhan Penjualan Berlanjut pada Kuartal II-2023
“Negara tujuan utama ekspor Perseroan seperti Jepang juga sudah memperlihatkan perlambatan pertumbuhan permintaan dikarenakan kondisi perekonomian di negaranya,” ujar Ang, ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/7).
Dia menjelaskan, situasi pasar produk MDF di Jepang saat ini mengalami penurunan karena lesunya permintaan. Ditambah lagi, pasar lokal juga mengalami penurunan permintaan sebagai dampak dari ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Atas dasar kondisi di atas, IFII pun berusaha mengambil langkah-langkah antisipasi demi mempertahankan pertumbuhan bisnis. Beberapa hal yang dilakukan antaranya dengan terus menganalisa dampaknya terhadap margin, mencari alternatif pasar lainnya, serta menaikan harga jual produk supaya komposisi margin tetap bisa terjaga.
Perseroan tetap menargetkan penjualan akan mengalami pertumbuhan dari pencapaian tahun lalu seiring dengan fasilitas produksi tambahan MDF Line kedua yang sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan Mei 2023.
“Tambahan kapasitas produksi dari MDF line kedua ditargetkan untuk memenuhi volume permintaan dari negara-negara di Kawasan Timur Tengah yang selama ini tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi,” tambahnya.
Untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex), pihaknya menyiapkan capex yang sifatnya rutin sekitar Rp 50 miliar untuk pembelian unit ruang kantor baru, sparepart mesin, kendaraan, dan alat berat. Dan tambahan capex terkait dengan penambahan fasilitas produksi MDF baru diperkirakan sekitar Rp 40 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News