Reporter: Ahmad Febrian, Muhammad Julian, Ratih Waseso | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma resmi meluncur pekan lalu. Peluncuran vaksin yang bernama IndoVac tersebut dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Bandung, Jawa Barat
Meski pandemi Covid 19 mulai terkendali, kebutuhan akan vaksin masih sangat tinggi. Apalagi muncul kekhawatiran munculnya varian baru seperti XBB.
Di sisi lain, banyak masyarakat Indonesia belum mendapatkan vaksin booster dan berisiko terjadi penularan di masyarakat. Epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad menilai, produksi vaksin Indovac dari Biofarma menjadi salah satu strategi untuk menggendalikan penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Andalkan Vaksin Lokal
"Sehingga produksi vaksin sangat penting. Memang saat ini di komunitas sudah ada imunitas. Namun belum sampai level menghentikan penularan. Fungsi produksi vaksin itu diperlukan untuk menjaga tingkat imunitas di masyarakat," terang Riris, dalam keterangannya, Minggu (23/10).
Pandemi memberikan kesempatan lebih bagi Bio Farma untuk berperan dalam menggembangkan vaksin. termasuk Covid 19. "Kalau Indonesia mau berkompetisi dikancah global, kita harus menguasai teknologi produksi obat dan vaksin," terang Riris.
Dengan Bio Farma memproduksi Indovac, menurut Riris juga akan membuat Indonesia dapat mengurangi ketergantungan akan vaksin dari negara lain. Indonesia lanjut Riris tak bisa lepas sepenuhnya dari ketergantungan negara lain dalam produksi obat dan vaksin. Ini disebabkan banyak paten obat dan vaksin dipegang oleh negara maju dan kaya.
Baca Juga: Bio Farma: Produksi Vaksin IndoVac akan Disesuaikan dengan Kebutuhan Pemerintah
Peluncuran IndoVac melengkapi portofolio produk vaksin Bio Farma. Bio Farma juga memproduksi ragam vaksin lain seperti misalnya vaksin polio difteri, meningitis, flu dan campak. “Untuk vaksin polio, Bio Farma ini menguasai 70% dari pangsa pasar dunia. Bio Farma mensuplai vaksin polio ke seluruh negara,” ujar Jokowi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari vaksin Indovac mencapai 90%. Bibit vaksin Indovac memang dikerjasamakan dengan negara lain. Namun untuk uji klinis, riset and development (RnD) hingga produksi dilakukan di Indonesia.
"Tapi ini yang kita harapkan RnD-nya harus ada di Indonesia, ini yang kita dorong," kata Erick dalam peluncuran Vaksin Indovac secara virtual di Kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pada tahap awal, Bio Farma berencana memproduksi maksimal 20 juta dosis IndoVac di tahun 2022. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Baca Juga: Penyuntikan Perdana Vaksin Indovac, Bio Farma Siapkan 20 Juta Dosis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News