Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan harga jagung internasional terus berlanjut. Bahkan, harga jagung internasional kembali mencapai rekornya. Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Maret 2011 pada Senin (7/2) ada di level 6,7950 sen dolar per bushel (1 bushel = 25,4 kg). Harga ini adalah rekor tertingginya selama 2,5 tahun terakhir. Imbasnya, harga jagung lokal tetap tertahan di harga tinggi meski akhir bulan ini akan ada panen raya.
Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengungkapkan, kenaikan harga jagung internasional dipicu oleh peningkatan produksi jagung baik lokal maupun internasional yang tidak signifikan. Sementara, permintaan jagung terus meningkat. Ditambah lagi, "Harga minyak dunia terus melonjak sehingga terjadi konversi bahan baku energi dari minyak ke etanol," ujar Sola kepada KONTAN Senin (7/2).
Asal tahu saja, saat ini harga minyak mentah dunia untuk jenis brent sudah mencapai US$ 99 per barel, sementara minyak mentah jenis WTI sudah mencapai US$ 89 per barel. Tak hanya itu, Sola bilang akibat kenaikan harga minyak dunia, maka biaya transportasi dan distribusi jagung juga membengkak.
Direktur Budidaya Serelia Kementerian Pertanian P. Dadih Permana mengungkapkan penurunan produksi jagung ini terjadi di hampir semua negara penghasil jagung. Tahun 2010 lalu, produksi jagung AS melorot 4,35% menjadi hanya sebesar 318,5 juta ton. "Brazil dan Afrika juga turun masing-masing 9,09% dan 6,6% di tahun 2010 lalu," ujarnya.
Di sisi lain, permintaan dunia terus meningkat. Berdasarkan laporan Dewan Biji-bijian Amerika Serikat yang dikutip Bloomberg Jumat (4/2), tahun ini impor jagung China akan mencapai 9 juta ton. Jumlah ini dua kali lipat lebih besar ketimbang perkiraan yang ditetapkan tahun 2005 lalu yang sebesar 4,3 juta ton.
Kenaikan harga jagung internasional ini tentu saja akan mengerek harga jagung di dalam negeri. Awalnya, harga jagung lokal diperkirakan akan mulai terkoreksi pada akhir Februari ini. Tapi, Akibat harga jagung dunia naik tinggi, Sola bilang peluang penurunan harga jagung lokal semakin mengecil. Bahkan, "Harga jagung lokal kemungkinan tidak akan turun, tapi hanya akan tertahan laju kenaikannya," jelas Sola.
Catatan saja, berdasarkan data iPasar, harga lelang jagung pipilan saat ini ada di kisaran Rp 3.200 per kg. Sementara itu harga jagung lokal di pasaran saat ini sudah mencapai Rp 3.500 per kg. "Dengan situasi pasar seperti saat ini, harga akan tetap naik," ujar Sola.
Ketua Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) Sudirman mengungkapkan kenaikan harga jagung ini tentu saja akan mengerek harga pakan ternak. Sebab, "Ongkos produksi pakan menjadi naik karena bahan baku naik," jelasnya. Dengan harga jagung sebesar Rp 3.500 per kg, maka kenaikan harga pakan rata-rata sebesar Rp 350 per kg.
Meski begitu Dadih tetap optimis panen jagung di dalam negeri pada akhir Februari - Maret nanti masih akan bagus. Sehingga pasokan jagung di dalam negeri akan tetap mencukupi. "Maret nanti potensi luas areal panen jagung sekitar 17.000 hektare di Dompu, Nusa Tenggada Barat," kata Dadih.
Kenaikan harga jagung ini sebenarnya juga dinikmati oleh petani. Dadih mengungkapkan, untuk menghasilkan 1 kg jagung pipilan, petani harus merogoh kocek sebesar Rp 1.053 - Rp 1.100. "Dengan harga jagung diatas Rp 3.000 per kg, maka petani bisa mengambil keuntungan yang lebih besar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News