kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Pasarnya Masih Mini, AISI Terus Dukung Pengembangan Motor Listrik di Indonesia


Kamis, 15 September 2022 / 18:08 WIB
Meski Pasarnya Masih Mini, AISI Terus Dukung Pengembangan Motor Listrik di Indonesia
ILUSTRASI. AISI Terus Mendukung Pengembangan Motor Listrik di Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan motor listrik di Tanah Air, meski kontribusi penjualan produk tersebut masih tergolong mini.

Berdasarkan data AISI, terdapat 43 brand motor listrik yang beredar di Indonesia. Beberapa contoh di antaranya adalah Honda, Yamaha, Viar, Kymco, Gesits, Selis, Volta, Minerva, United, Rakata, Benelli, Gogoro, Keeway, TVS, Polytron, NIU, dan lain-lain. Terlihat cukup banyak brand yang dibuat oleh produsen motor pendatang baru.

Sekretaris Umum AISI Hari Budianto menilai, walau sudah ada 43 brand motor listrik di Indonesia, bukan berarti penjualan motor tersebut melimpah.

Baca Juga: Dibayangi Sejumlah Risiko, Industri Otomotif Diharapkan Masih Tumbuh Positif di 2022

AISI merujuk pada data populasi motor listrik yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Per 19 Juli 2022, tercatat bahwa populasi motor listrik di Indonesia yakni sebanyak 19.024 unit.

“Data ini mengacu pada registrasi uji tipe yang diterbitkan Kemenhub. Kalau tahun lalu ada sekitar 12.000 unit yang berarti ada penambahan 7.000 unit sampai Juli 2022. Artinya, setiap bulan ada 1.000 unit motor listrik baru di Indonesia,” terang Hari dalam diskusi virtual, Kamis (15/9).

Menurutnya, pelaku industri motor Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan produksi motor listrik yang mumpuni. Tetapi, butuh waktu yang tidak sedikit agar penjualan motor listrik bisa melejit dan menyamai kemampuan produksi yang ada.

“Sekarang yang bisa produksi ada 43 brand, tetapi jualannya baru 1.000 unit per bulan. Sulit dapat untung kalau begitu,” ujar dia.

Proses adaptasi pasar dianggap sangat penting untuk saat ini. Apalagi, sebagian masyarakat menganggap harga motor listrik yang beredar masih tergolong mahal, yakni rata-rata mencapai kisaran Rp 20 juta.

Baca Juga: Industri Sepeda Motor Terganggu Kelangkaan Pasokan Semikonduktor

Maklum, salah satu sebab mahalnya harga motor listrik adalah komponen baterai yang masih harus diimpor dari luar negeri. Baterai sendiri bisa berkontribusi sekitar 40% dari total harga motor listrik.

Terlepas dari itu, para pabrikan motor tentu tetap mempersiapkan teknologi pengembangan motor listrik yang efisien sembari menunggu perkembangan pembangunan infrastruktur penunjang produk tersebut.

“Seluruh produsen motor pasti peduli dengan motor listrik, karena memang arah perkembangan industri ini akan ke sana,” pungkas Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×