kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski sektor otomotif global lesu, Toyota tetap optimis dengan pasar Indonesia


Jumat, 02 Agustus 2019 / 17:52 WIB
Meski sektor otomotif global lesu, Toyota tetap optimis dengan pasar Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar tentang melemahnya pelaku industri global diproyeksikan tak banyak berpengaruh bagi industri lokal. Seperti yang diketahui, baru-baru ini diberitakan bahwa Nissan global mem-PHK ribuan karyawannya dan produsen mobil Ford bakal menutup beberapa fasilitas produksinya.

Pelaku industri otomotif lokal seperti, PT Toyota Astra Motor (TAM) melihat kondisi ini tak hanya dialami oleh otomotif saja. "Secara global memang goyang, karena adanya perang dagang (AS-China), negara-negara lain tentu melakukan langkah penyelamatan ekonomi," sebut Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8).

Baca Juga: Laba operasional Honda kuartal I turun 16% karena penjualan mobil di AS rendah

Namun apakah hal tersebut berefek kepada industri dalam negeri? Menurut grup Astra ini, pasar otomotif nasional masih sangat stabil dan kuat sehingga kondisi industri tidak separah di negara-negara lain.

"Setiap negara punya ketahanan ekonomi masing-masing, bagi otomotif Indonesia saat ini dari segi makro dan mikro sudah cukup stabil," kata Soerjo.

Disamping populasi yang besar dan tingkat kepemilikan mobil yang rendah, menyebabkan potensi konsumsi kendaraan ke depannya bakal naik, Indonesia juga punya limpahan sumber daya alam.

Baca Juga: DFSK meraup 757 surat pemesanan kendaraan di ajang GIIAS 2019

Dimana sumber daya alam itu, kata Soerjo, dapat menjadi kekuatan agar terus diadakannya lokalisasi pabrikan otomotif. Menurut Soerjo, lokalisasi diharapkan dapat menghimpun Industri Kecil Menengah agar ada transfer teknologi dan pemanfaatan mereka dalam bidang otomotif secara lebih masif.

Kebalikannya dari brand Nissan dan Ford yang mengurangi kekuatan produksi, Toyota dikabarkan akan segera menanamkan investasinya di Indonesia. Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bilang akan ada investasi sebesar Rp28,3 triliun berasal dari perusahaan otomotif asal Jepang.

Pihak TAM sempat menegaskan bahwa investasi itu berasal dari enam merek otomotif asal Jepang, termasuk Toyota. Meski begitu, lima merek otomotif lainnya belum dijelaskan.

Baca Juga: DKI akan berlakukan pembatasan umur kendaraan, harga mobil tua bisa anjlok

Sampai periode Januari-Juli 2019, wholesales Toyota di Indonesia mencapai 183,6 ribu unit. Penyumbang terbesar ialah Avanza (47,5 ribu unit), Rush (34,1 ribu unit), Kijang Innova (30,1 ribu unit).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×