kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

META Siap Menancapkan Menara


Selasa, 20 Februari 2018 / 11:00 WIB
META Siap Menancapkan Menara


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk melihat prospek bisnis sewa menara telekomunikasi atau base transceiver station (BTS) masih akan cerah. Makanya, tahun ini, mereka berencana kembali menambah menara telekomunikasi.

Nusantara Infrastructure menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar untuk menambah 300 menara-500 menara telekomunikasi baru. Adapun per akhir tahun lalu, perusahaan berkode saham META di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut memiliki sekitar 1.450 menara telekomunikasi sewa.

Jika permintaan sewa menara nanti lebih dari yang diperkirakan, Nusantara Infrastructure tak keberatan menambah anggaran. "Agak sulit memprediksi secara akurat penambahan menara setiap tahunnya," ujar Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk saat ditemui dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), Senin (19/2),

Asal tahu, saat ini Nusantara Infrastructure mendekap 2.000 penyewa menara telekomunikasi. Tiga pelanggan besar mereka seperti PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk.

Rata-rata, pelanggan Nusantara Infrastructure menyewa dengan jangka waktu sekitar 10 tahun. Mayoritas penyewa tersebut akan melakukan perpanjangan jika periode kontrak waktu berakhir.

Adapun jenis menara telekomunikasi yang Nusantara Infrastructure bangun ada dua. Selain menancap di atas tanah, mereka juga bisa membangun menara telekomunikasi di atas gedung.

Pengadaan menara telekomunikasi di atas gedung membutuhkan anggaran sewa tempat. Meskipun begitu, total biayanya masih lebih kecil ketimbang menara telekomunikasi di atas tanah. Sebab, pembangunan menara telekomunikasi di atas gedung tak membutuhkan kerangka setinggi menara telekomunikasi di atas tanah.

Sebagai perbandingan, biaya investasi menara telekomunikasi di atas tanah mencapai Rp 800 juta–Rp 900 juta per unit. Sementara investasi menara telekomunikasi di atas gedung bertingkat menelan anggaran antara Rp 600 juta–Rp 700 juta per unit.

Sampai sejauh ini, Nusantara Infrastructure belum bisa memastikan jenis menara yang akan dibangun sepanjang 2018. "Nanti jenis menaranya akan tergantung lokasi," ujar Deden.

Hanya ingin bertahan

Sepanjang tahun lalu, Nusantara Infrastructure mengaku bisnis sewa menara telekomunikasi menyumbang porsi 40% terhadap total pendapatan. Hanya, mereka tak membeberkan nilainya.

Nusantara Infrastructure juga tak menyebutkan target kontribusi bisnis menara telekomunikasi tahun ini. Namun bisa jadi porsi bisnis menara telekomunikasi tahun 2017 tadi menyusut pada 2018. Itu dengan catatan, kalau bisnis lain seperti jalan tol melaju pesat pada tahun ini.

Lagipula persaingan bisnis sewa menara telekomunikasi juga ketat. Nusantara Infrastructure mengklaim, saat ini menggenggam sekitar 10% pangsa pasar. Saingan berat mereka seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, PT Sarana Menara Nusantara Tbk, PT Solusi Tunas Pratama Tbk dan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk.

Target utama Nusantara Infrastructure tahun ini hanya mempertahankan market share. Alasannya, susah menembus dominasi pemain besar. "Walaupun masing-masing menara memiliki kekuatan sendiri, tapi karena yang besar sudah sangat dominan maka akan memerlukan kerja yang sangat keras untuk bisa mempertahankan market share," jelas Deden.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×