kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.375   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.183   28,72   0,40%
  • KOMPAS100 1.064   7,26   0,69%
  • LQ45 838   5,47   0,66%
  • ISSI 214   0,44   0,21%
  • IDX30 432   3,09   0,72%
  • IDXHIDIV20 513   1,79   0,35%
  • IDX80 122   0,74   0,61%
  • IDXV30 124   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 141   0,43   0,30%

Metropolitan Land (MTLA) Targetkan Marketing Sales Capai Rp 2 Triliun di Tahun 2025


Senin, 20 Januari 2025 / 07:14 WIB
Metropolitan Land (MTLA) Targetkan Marketing Sales Capai Rp 2 Triliun di Tahun 2025
ILUSTRASI. Metropolitan Land (MTLA) menargetkan marketing sales sebesar Rp 2 triliun di tahun 2025


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) optimistis dalam memandang prospek bisnis tahun 2025. Alhasil, perusahaan pun menargetkan marketing sales sebesar Rp 2 triliun.

Direktur MTLA Olivia Surodjo menjelaskan, target marketing sales tersebut terdiri dari pre-sales dan reccuring revenue. Sepanjang tahun 2024, MTLA berhasil meraih target marketing sales yang sebesar Rp 1,9 triliun.

Adapun proyek unggulan dan fokus kerja MTLA masih akan berasal dari sektor rumah tapak alias landed house. MTLA pun membidik pangsa pasar pembeli rumah pertama kali (first home buyer), pembeli akhir (end user) atau milenial. 

"Proyek Metland Cibitung dan Metland Cikarang menjadi salah satu proyek andalan MTLA tahun 2025," kata Olivia.

MTLA pun optimistis bisnis di tahun ini akan lebih baik sejalan dengan upaya pemerintah memperhatikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan memperpanjang insentif PPN-DTP untuk industri properti. 

Baca Juga: Simak Rencana Bisnis dan Target Metropolitan Land (MTLA) di Tahun 2025

Sementara dengan pelemahan rupiah yang terjadi terhadap dolar AS, MTLA menuturkan bahwa properti hunian kelas menengah tidak banyak menggunakan produk impor sehingga fluktuasi nilai tukar tidaklah berimbas langsung terhadap kenaikan harga properti.

"Barang impor lebih banyak digunakan untuk pengembangan produk komersial seperti high rise building atau mall. Namun kontrak kerja untuk bangunan komersil biasanya juga sudah ditender sejak awal pembangunan," ujar Olivia.

Ia melanjutkan, hal tersebut pada akhirnya tidak banyak berimbas langsung pada perubahan nilai kontrak, kecuali untuk pembangunan yang masih dalam proses tender. Menurutnya, pembangunan yang masih dalam proses tender bisa jadi terdampak pada pelemahan nilai rupiah. 

Namun demikian, MTLA tetap berharap Pemerintah menjaga nilai tukar. Perusahaan siapkan antisipasi dengan melakukan efisiensi jika rupiah menembus ke angka Rp. 17.000 per dolar AS. 

 

"Kami juga akan lakukan penyesuaian harga jual properti secara bertahap dengan tetap memperhatikan daya beli konsumen untuk menjaga margin keuntungan," ucap Olivia.

Selanjutnya: Donald Trump Ingin Kunjungi Tiongkok sebagai Presiden AS

Menarik Dibaca: Ini Beragam Benefit Beasiswa LPDP yang Bisa Diperoleh Jika Lolos Seleksi Syarat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×