kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Metropolitan Land (MTLA) Raup Marketing Sales Rp 1,29 Triliun Per September 2024


Selasa, 15 Oktober 2024 / 23:10 WIB
Metropolitan Land (MTLA) Raup Marketing Sales Rp 1,29 Triliun Per September 2024
ILUSTRASI. Metropolitan Land (MLTA) targetkan marketing sales sebesar Rp 1,9 triliun di tahun 2024


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan raihan pendapatan pra penjualan alias marketing sales Rp 1,296 triliun hingga bulan September 2024.

Direktur MTLA Olivia Surodjo mengatakan, raihan tersebut sudah sekitar 57% dari target marketing sales MTLA di tahun 2024 yang sebesar Rp 1,9 triliun.

“Persentase kenaikan marketing sales per September 2024 ini sekitar 5% secara tahunan alias year on year (yoy),” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/10).

Olivia menuturkan, MTLA menyambut baik momentum era suku bunga rendah di akhir tahun 2024 ini. 

Seperti diketahui, The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%-5,0% pada bulan September lalu. The Fed juga diproyeksikan akan kembali menurunkan suku bunga di sisa tahun 2024.

Sejalan, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga BI Rate menjadi 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan September lalu. Pasar pun akan kembali menanti keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan pada RDG di pekan ini. 

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Catat Kontribusi Segmen Villa Masih Kisaran 20%

Era suku bunga bank rendah merupakan momen yang tepat untuk konsumen mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR), karena meringankan cicilan KPR yang harus dibayar konsumen setiap bulannya.

“Momen ini dapat dijadikan waktu yang tepat untuk membeli hunian, ditambah lagi masih ada insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024,” ungkapnya. 

Kabar baik lain bagi industri properti pun datang menjelang pergantian pemerintahan. Sebab, Presiden terpilih Prabowo Subianto akan memberikan relaksasi kebijakan pajak di masa kepemimpinannya, termasuk pajak properti.

Prabowo berencana menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%. Wacana soal rencana penghapusan pajak properti akan berlangsung 1 tahun-3 tahun. 

Olivia menuturkan, rencana penghapusan PPN 11% dan BPHTB 5% merupakan program yang baik, karena akan meringankan biaya yang dikeluarkan konsumen dalam membeli rumah. 

“Bagi pengembang, program ini diharapkan meningkatkan kemampuan masyarakat membeli hunian dan dapat menyerap produk-produk yang ditawarkan oleh pengembang,” tuturnya.

Selain itu, Prabowo juga mencanangkan pembangunan tiga juta rumah dalam setahun. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada permintaan KPR subsidi.

Mengenai rencana itu, MTLA belum melihat dampak langsung terhadap kinerja perseroan. Sehingga, MTLA perlu melihat dulu skema program tersebut dan apakah bisa dijalankan oleh pengembang.

 

”Namun, MTLA mendukung dan memandang program tersebut baik untuk lebih cepat menurunkan backlog perumahan,” tuturnya.

Menurut Olivia, MTLA akan menangkap peluang-peluang tersebut dengan memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memiliki hunian dengan beragam cara pembayaran yang disertai gratis biaya-biaya dan harga yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. 

“MTLA juga memasarkan rumah compact yang harganya lebih terjangkau yang di kemudian hari dapat dikembangkan lagi oleh pemilik rumah,” paparnya.

Selanjutnya: Blunder Lini Belakang Bikin Timnas Indonesia Kalah 1-2 dari China

Menarik Dibaca: Blunder Lini Belakang Bikin Timnas Indonesia Kalah 1-2 dari China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×