kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Migas tak ngegas, Radiant Utama merevisi target


Jumat, 08 September 2017 / 05:35 WIB
Migas tak ngegas, Radiant Utama merevisi target


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Lantaran industri minyak dan gas (migas) belum juga ngegas hingga September ini, PT Radiant Utama Inte-rinsco Tbk memilih realistis. Perusahaan jasa migas itu memprediksi, tak bisa memenuhi target kontrak baru senilai Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini.

Dari bulan Januari sampai September 2017, Radiant Utama menggenggam Rp 1,4 triliun kontrak baru. Perinciannya, sekitar Rp 500 miliar pencapaian sepanjang semester I dan Rp 900 miliar di kuartal III-2017.

Sementara dalam rencana bisnis Radiant Utama, masih ada sekitar Rp 700 miliar kontrak baru yang berpotensi didapat. "Sehingga diharapkan minimal dapat mencapai level (kontrak) yang sama dengan tahun lalu," ujar Mona Nazarudin, Sekretaris Perusahaan PT Radiant Utama Interinsco Tbk saat dihubungi KONTAN, Kamis (7/9). Asal tahu, pencapaian kontrak baru Radiant Utama tahun lalu sekitar Rp 1,75 triliun.

Sejalan dengan proyeksi kontrak baru, kemungkinan besar Radiant Utama juga tak bisa memenuhi target pendapatan. Alih-alih optimistis mengejar target pertumbuhan pendapatan antara 10% sampai 15%, perusahaan yang tercatat dengan kode saham RUIS di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu justru merevisi target pendapatan tahun ini menjadi turun 10%.

Penyebab pendapatan tahun 2017 bakal turun karena Radiant Utama memangkas margin. Itu adalah strategi perusahaan ini memenangkan tender. Namun, Radiant Utama Interinsco meyakinkan, pemangkasan margin tetap mempertimbangkan potensi keuntungan yang mungkin didapat.

Sejauh ini, daftar pekerjaan Radiant Utama berisi sekitar 200 proyek berjalan. Ratusan proyek itu terdiri dari carry over tahun lalu dan kontrak baru tahun ini dengan total nilai sekitar Rp 2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×