Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat swasta berinvestasi di jalan tol semakin besar. Minat tersebut tidak hanya ditunjukkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, tetapi juga datang dari beberapa pengembang.
Dari enam jalan tol sepanjang 326,6 kilometer (km) yang ditargetkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tahun ini, dua diantaranya murni diprakarsai oleh perusahaan swasta yang bergerak di bidang properti. Dua lagi diinisiasi oleh konsorsium perusahaan swasta dan BUMN, satu diprakarsai BUMN bersama pemerintah daerah, dan satu lagi diusulkan oleh pemerintah.
Kedua ruas yang diusulkan pengembang itu adalah Tol Semanan - Balaraja sepanjang 31,90 km dengan nilai investasi Rp16 triliun yang diprakarsaia oleh konsorsium PT Alam Sutera Realty (90%) dan PT Perentjana Djaja (10%) dan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg sepanjang 38,60 km dengan nilai investasi Rp23,16 triliun yang diprakarsai PT Duta Graha Karya (Agung Sedayu & Salim Group).
Ruas lain yang akan melibatkan swasta adalah di Akses Pelabuhan Patimban sepanjang 37,70 km dengan investasi Rp 6,40 triliun. Ini diprakrasai oleh konsorsium Jasamarga (55%), PT Surya Semester Internusa (25%), PT Daya Mulia Turangga (10%) dan PT Jasa Sarana (10%). Kemudian, Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 184 km dengan nilai investasi Rp 46,60 triliun yang diprakarsai oleh konsorsium PT Jasa Marga bersama PT Daya Mulia Turangga.
Di samping itu, ada lagi pengembang lain dengan menggandeng perusahaan BUMN berencana memprakarsai pembangunan dua ruas jalan tol yaitu PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Hanson International Tbk (MYRX).
SMRA bersama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Marga Utama Nusantara akan menginisiasi pembangunan Tol Bandung Utara (Bandung Intra Urban Toll Road/BIUTR). Sementara Hanson akan membentuk konsorsium dengan WIKA untuk memprakarsai pembangun Tol Serang-Maja.
Sekjen Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, inisiasi pembangunan jalan tol saat ini memang sudah mulai banyak diinisiasi dari badan usaha yang didalamnya melibatkan perusahaan swasta. Menurutnya, mulai meningkat minst swasta berinvestasi di jalan bebas hambatan lantaran jaminan kepastian investasi yang diberikan oleh pemerintah.
"Sekarang ada jaminan yang dilakukan pemerintah yang lebih pasti. Ada kemudahan yang diberikan sepeti pengadaan tanah. Jadi sudah mulai banyak aturan baru yang mempermudah walaupun memang belum mudah betul, tetapi setidaknya sudah lebih baik," kata Sunaryo pada Kontan.co.id, Kamis (12/7).
Dia menambahkan, perusahaan swasta dalam melakukan investasi pasti orientasinya pada keuntungan sehingga mereka hanya akan berinvestasi di ruas-ruas yang potensi volume lalu lintasnya tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News