Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bandara Kertajati, Majalengka Jawa Barat kini bak bangunan tak perpenghuni. Bandara yang dikelola oleh PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut kini menyediakan program komersial foto untuk prewedding.
Program tersebut karena memang tidak ada aktivitas di Bandara Kertajati tersebut selama masa pandemi. Hal ini menyebabkan belum ada pesawat yang terbang dari bandara dengan investasi Rp 4,9 triliun.
Vice President Corporate Secretary Public Comunication PT BIJB, Handika Suryo Syaiful mengatakan sampai saat ini bandara tetap beroperasi dan jadwal penerbangan dari Bandara Kertajati masih tersedia, serta tiket juga masih dibuka.
Handika mengatakan, sebagai salah satu upaya bertahan, pihaknya meluncurkan program komersil berupa foto prewedding di spot Bandara Kertajati.
"Ini sudah berjalan sejak dulu di BIJB. Untuk spot foto berada di public area bandara sehingga tetap memperhatikan sisi safety dan security bandara serta sesuai dengan prosedur yang berlaku," ujar dia kepada Kontan, Selasa (3/11).
Tak hanya itu, pada libur panjang kemarin, BIJB mengatakan belum banyak penumpang yang memilih ke Bandara padahal airline sudah membuka tiket.
BIJB sendiri terus berupaya menjaga kinerja dengan berkoordinasi bersama para pelaku kargo, operator kargo dan travel umroh untuk menerbangkan kargo dan umroh dari BIJB.
Handika menyebutkan, mengenai investasi yang digelontorkan, sama seperti bandara lain pengembalian dana yang didapat dari APBD Jawa Barat dan APBN ini, tidak cepat karena dipengaruhi trafik pengunjung. Namun pihaknya tidak merinci besaran investasi tersebut.
Sebagai informasi, Bandara Kertajati termasuk PSN (Program Strategis Nasional), sehingga dalam pembangunannya disokong oleh dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Barat.
"Dalam kajian FS, Bandara Kertajati ini dengan catchment area dengan potensi 6,5 juta penumpang dengan catatan jika tol Cisumdawu sudah beroperasi, sehingga jarak dari Bandara -kota di sekitar bandara bisa ditempuh dengan waktu dibawah 90 menit," sambung dia.
Selama masa pandemi dan sampai akhir tahun ini, PT BIJB telah menetapkan Business Continuity Management (BCM) di antaranya dengan efisiensi biaya operasi di bandara dengan dalam status WFH secara bergiliran.
Saat ini juga pihaknya juga sedang melakukan finalisasi review masterplan untuk menyeleksi mitra atas pengembangan bisnis di bandara.
"Karena BIJB ditugaskan untuk mengelola bandara dan juga kawasan aerocity Kertajati, sambil menunggu kebangkitan jumlah penumpang, BIJB fokus pada pengembangan bisnis aerocity yang akan menjadi penopang kawasan rebana metropolitan. Ini sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan menjadi pendongkrak bangkitnya Bandara Kertajati," tutup Handika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News