kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitra Pemuda kantongi kontrak baru Rp 1 triliun


Jumat, 26 Januari 2018 / 17:04 WIB
Mitra Pemuda kantongi kontrak baru Rp 1 triliun
ILUSTRASI. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) sangat optimistis bisnis konstruksi tahun ini mengalami pertumbuhan. Pasalnya, perusahaan sudah berhasil mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 1 triliun di awal 2018 ini. 

Mitra Pemuda mendapatkan kontrak baru dari proyek pembangunan pergudangan LOGOS Metrolink Logistic Hub di Pondok Ungu, Bekasi. Proyek tersebut merupakan pergudangan modern yang dikembangkan oleh perusahaan asal Australia yaitu PT LOGOS Indonesia Bekasi One. 

Proyek pergudangan akan digarap secara joint operation (JO) bersama dengan CNQC (South Pacific) Holding Pte Ltd  yaitu perusahaan konstruksi yang sahamnya sudah tercatat di bursa Hongkong di mana porsi MTRA dalam kerja sama tersebut sekitar 45%. Adapun pengerjaan proyek itu akan dilaksanakan dalam waktu dua tahun. 

"Ini di awal tahun saja kami sudah dapat kontrak melebihi target awal Rp 500 miliar. Jadi kami masih optimistis industri konstruksi tahun 2018 akan positif. Walaupun di mulai tahun 2016, proyek dari swasta masih melambat tapi bisnis ditopang oleh proyek-proyek infrastruktur." kata Bisman Novel Simatupang, Direktur Utama MTRA di Jakarta, Jumat (26/1).

Meskipun pencapaian kontrak baru tersebut sudah melampaui target, Mitra Pemuda masih akan tetap mengejar kontrak baru sebesar target awal tersebut. Walaupun begitu, perusahaan tidak merevisi target secara spesifik. 

Bisman bilang, pihaknya masih akan terus melanjutkan strategi tahun lalu untuk fokus di bisnis jasa konstruksi dan akan membidik proyek-proyek infrastruktur dari perusahaan-perusahaan BUMN.

Sementara sepanjang tahun 2017, MTRA berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 300 miliar. Sebagian besar kontrak diperoleh dari proyek infrastruktur dari main kontraktor atau perusahaan bertindak sebagai subkontraktor seperti proyek LRT Velodrone Kelapa Gading yang diperoleh dari WIKA dan proyek tambahan KAI untuk lengkapi ruas kereta dari koridor Stasiun Sudirman sampai Bandara Soekarno Hatta. 

Sedangkan proyek swasta yang didapat tahun lalu adalah pembangunan Crea Resort office di Bali. Ini juga merupakan proyek JO yang juga akan digarap bersama CNQC dimana pekerjaan diperoleh dari PT Agung Panorama Propertindo sebagai pemilik proyek. Lalu, ada proyek pembangunan pabrik PT Roca Industries Indonesia di Cikupa yang digarap lewat kerja sama operasi bersama  China United Engibeering Corporation (CUEC) yaitu perusahaan asal China. 

Untuk membidik Rp 500 miliar lagi kontrak baru,  MTRA akan membidik sekitar 60% dari proyek-proyek BUMN dan 40% sisanya dari swasta sama seperti tahun lalu.  Proyek BUMN yang diincar antara lain Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dari Hutama Karya dan proyek LRT Jabodetabek.  Sedangkan proyek swasta yang diincar adalah pabrik pupuk di Medan.

Bisman menambahkan,  pihaknya akan terus melakukan kerja sama operasi dalam membidik proyek-proyek baru. Tahun ini, KSO yang dibentuk bersama CUEC dan CNQC juga masih berpotensi dilanjutkan untuk mengincar kontrak baru.  

Dengan kerja sama operasi tersebut, MTRA akan lebih mudah dalam menjaring kontrak baru. "Selain itu, KSO ini juga akan membantu kita dari sisi teknologi dan SDM.  Jadi meskipun kita banyak dapat proyek baru kita tidak akan terkendala dari sisi SDM karena kami bisa memakai SDM Parnert, " jelas Bisman. 

Target kinerja

Tahun ini, MTRA menargetkan pendapatan sebesar Rp 500 miliar. Sementara laba bersih ditargetkan sekitar 5%-6% dari pendapatan. "Sedangkan kinerja tahun 2017 masih finalisasi tapi kami perkirakan akan membukukan Rp 250 miliar-Rp 290 miliar dan laba bersih tidak kurang 5% dari pendapatan," kata Agung Anggono, Sekretaris Perusahaan MTRA. 

Untuk mendukung ekspansi perusahaan dalam mengincar proyek baru,  MTRA akan menganggarkan belanja modal (capex)  sekitar Rp 150 miliar-Rp 200 miliar untuk membeli peralatan konstruksi.

Untuk mendanai capex tersebut,  kata Agung,  pihaknya akan menerbitkan Surat utang Medium Term Notes sekitar Rp 200 miliar di semester I ini.  "Sebenarnya kami sudah dapat persetujuan dari pemegang saham untuk terbitkan MTN Rp 100 miliar dan telah disetujui. Jadi kami akan minta persetujuan untuk terbitkan hingga Rp 200 miliar, " kata Agung. 

Untuk mendukung bisnis konstruksinya, MTRA saat ini sudah memiliki dua workshop di Balaraja  dengan kapasitas 800.000 ton per bulan dan Tegal dengan kapasitas 80.000 -100.000 ton per bulan. 

MTRA merupakan perusahaan konstruksi yang lebih banyak menggarap struktur baja.  Untuk bahan baku,  perusahaan mengaku tidak mengalami kendala.  "Jika baja dalam negeri kurang, kam kkb juga bisa impor dari luar," ujar Bisman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×