kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mitra pengemudi Grab menuntut kesejahteraan


Rabu, 31 Oktober 2018 / 22:42 WIB
Mitra pengemudi Grab menuntut kesejahteraan
ILUSTRASI. Demo Ojek Online


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan antara Grab dan sejumlah mitra pengemudi sepertinya berjalan kurang harmonis. Setelah Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), kini ada forum Gerakan Hantam Aplikasi Nakal Transportasi Online Tandem All Aliansi (Gerhana Total).

Awal pekan kemarin, Gerhana Total menggelar aksi demonstrasi di kantor Grab di kawasan Lippo Kuningan, Jakarta. Sayang, aksi tersebut berujung ricuh. Bahkan, ada bagian kantor aplikator asal Malaysia itu yang mengalami kerusakan.

Juru Bicara Gerhana Total, Reffy Andrean menampik jika kericuhan tersebut dipicu oleh ulah peserta aksi. Sebaliknya, dia berdalih kericuhan merupakan bentuk kekecewaan mitra pengemudi lantaran manajemen Grab enggan menemui peserta aksi.

“Saya bantah itu,” ujar Reffy dalam keterangan tertulis, Rabu (31/10).

Pihaknya menuntut beberapa hal seperti, kesejahteraan para mitra Grab. Aksi itu juga dilakukan dengan alasan ingin membantu melakukan perbaikan pada industri transportasi online Indonesia.

Sebab, lanjut Reffy, ada beberapa hal yang menurutnya perlu Grab perbaiki. Sebagai contoh, temuan tentang seorang mitra driver menjemput ayah dan anaknya di hari berbeda berdasarkan order konsumen.

”Faktanya, karena si mitra driver itu dianggap GRAB berlangganan dengan menerima order dari orang yang sama, dipikirnya ada permainan. Padahal ada notifikasi di aplikasi dari si ayah itu untuk menjemput anaknya di sekolah. Itu makanya driver ini dicap driver nakal, padahal tidak,” papar Reffy.

Mereka menginginkan dialog dengan Managing Director GRAB Indonesia, Ridzki Kramadibrata, namun keinginan itu kandas. Tidak ada dialog dan justru anggapan aplikator nakal yang mereka terima.

”Ridzki tidak mau mengakomodir aspirasi kami. Belajar dari pengalaman aksi kami pada 20 September 2018 yang saat itu Ridzki menganulir pernyataan bawahannya tentang adanya janji open suspend, maka teman-teman menginginkan bertemu dengan Ridzki, sampai jam 8 malam, Ridzki tak kunjung muncul,” tutur Reffy.

Bukannya menanggapi, manajemen Grab justru menuding gerakan tersebut merupakan gerakan para mitra nakal. Ini yang menjadi pemicu kekesalan para mitra pengemudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×