kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mitra Safir Ubah Dua Rusunami Jadi Apartemen Biasa


Jumat, 24 April 2009 / 12:27 WIB


Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gara-gara masalah perizinan, pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) milik pengembang Mitra Safir tertunda. Oleh karenanya, mereka bakal mengubah pembangunan rusunami menjadi apartemen menengah atas. Keputusan ini terpaksa diambil supaya proyek tidak kelamaan mangkrak.

Perubahan itu dilakukan karena mereka menganggap peraturan baru Gubernur Jakarta KLB 3,5 tidak kondusif. Itu artinya pengembang hanya bisa membangun sampai 12 lantai. Padahal tadinya KLBnya adalah enam yang memungkinkan pengembang membangun hingga 24 lantai. “Ini sangat merugikan. Makanya kami langsung banting setir,” tandasnya.

Tidak tangung-tanggung, mereka bakal menyulap dua proyek rusunami sekaligus. Pertama adalah proyek Puri Greenland di Puri Kembangan, Jakarta Barat. Kedua adalah Sunter Greenland di Jakarta Utara. “Kedua proyek akan berjalan usai Pilpres nanti selama setahun,” tandas Direktur Utama Mitra Safir Tirta Susanto.

Guna persiapan itu, pengembang menggelontorkan dana sekitar Rp 500 miliar. Untuk apartemen Sunter Greenland mereka bakal menyiapkan dana sekitar Rp 350 miliar. Sedangkan sisanya untuk apartemen Puri Greenland. “Ini semua berasal dari dana internal,” ujarnya.

Nantinya, Sunter Greenland akan memiliki tiga menara. Itu artinya, bakal ada sekitar 1.000 unit yang berdiri di atas lahan seluas 3 hektare. Sedangkan Puri Greenland akan memiliki satu menara yang memiliki sekitar 500 unit. “Kami akan membangun setinggi 24 lantai,” ujarnya.

Adapun segmentasi pasar yang akan dibidik adalah kelas menengah. Maklum harga jual yang ditawarkan itu mulai dari Rp 300 juta sampai dengan Rp 500 juta. Tentu saja mereka berharap sasarannya adalah karyawan kantor dan beberapa pebisnis yang tinggal di wilayah situ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×