kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   13.000   0,84%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Mochtar Riady: Saya tidak lihat "bubble" properti


Selasa, 26 Januari 2016 / 16:00 WIB
Mochtar Riady: Saya tidak lihat


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pendiri sekaligus Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, memastikan bisnis properti di Indonesia tidak akan mengalami gelembung (bubble) seperti negara China, Amerika Serikat atau lainnya.

"Saya tidak melihat bubble properti di Indonesia. Karena kebutuhan properti, terutama hunian masih sangat tinggi, sementara pasokan terbatas. Belum ada keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan," papar Mochtar kepada Kompas.com, usai peluncuran buku "Manusia Ide", di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (26/1/2016). 

Menurut Mochtar, masih jauhnya kondisi bubble karena harga properti di Indonesia masih jauh lebih rendah ketimbang di Malaysia, atau Singapura. 

Kedua, masyarakat Indonesia yang membutuhkan rumah masih jauh lebih banyak daripada angka 13,5 juta yang tercatat secara resmi di Biro Pusat Statistik (BPS). 

Ketiga, peraturan perbankan yang ketat terkait asal usul uang yang dibelanjakan masyarakat merupakan pencegah bubble sekaligus "penghambat" bertumbuhnya bertumbuhnya sektor properti lebih pesat.

"Belum lagi masalah perpajakan. Akan ada banyak pertimbangan orang atau invetsor untuk membeli properti. Jadi untuk dikatakan Indonesia menuju bubble masih jauh," cetus Mochtar.

Kendati saat ini sektor properti sedang mengalami perlambatan, kata Mochtar, adalah kondisi wajar. Karena bisnis apa pun, termasuk properti pasti mengalami siklus. 

Makin ke atas siklus akan semakin tumbuh bisnis tersebut. Sebaliknya, makin ke bawah siklus, bisnis properti akan makin terkoreksi. 

"Dan saya tidak melihat itu sebagai bubble. Kuncinya, sektor perbankan harus memperbaiki sistemnya dengan baik dan benar. Terlebih, sektor properti merupakan salah satu penggerak perekonomian negara," tandas Mochtar. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×