kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Modal Kerja Minim, Estika Tata Tiara (BEEF) Fokus Pada Bisnis Frozen Food Processing


Rabu, 29 Desember 2021 / 15:03 WIB
Modal Kerja Minim, Estika Tata Tiara (BEEF) Fokus Pada Bisnis Frozen Food Processing


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan oleh PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) hingga menjelang akhir tahun 2021 ini. Meskipun begitu, pada kuartal III-2021, perusahaan berhasil meraup laba kotor sebesar Rp 17,30 miliar, setelah sebelumnya masih mencatatkan rugi kotor hingga Rp 227,28 miliar. 

Direktur Utama Estika Tata Tiara, Yustinus Sadmoko menyampaikan, di sepanjang tahun ini, perusahaan menjalankan berbagai upaya untuk memperbaiki laju bisnis mereka. Salah satu upaya yang dijalankan adalah melakukan efisiensi dengan menggali setiap potensi pemangkasan biaya yang bisa dilakukan. 

"Gelombang kedua Covid-19 yang terjadi akhirnya menunda pemulihan operasional perseroan. Tapi di 2021 ini juga terjadi perbaikan profitabilitas, sudah mulai menuju pemulihan," ujar Yustinus, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (29/12). 

Upaya lain yang dilakukan BEEF saat ini dan juga hingga ke depannya adalah fokus pada bisnis yang masih menguntungkan, seperti unit bisnis processing. Menurut Yustinus, unit bisnis itu kini menjadi fokus utama BEEF, dengan kontribusi omzet dari yang sebelumnya hanya 20%, naik menjadi 80% dari total penjualan perusahaan. 

Baca Juga: Berbenah Keuangan, Modern Land (NDLN) Jual Saham Astra Modern Land Rp 1 Triliun

Langkah ini dinilai perlu diambil perusahaan, mengingat semakin tipisnya modal kerja serta proses pendanaan yang tertunda dari bank. Lantaran BEEF juga masih terus melakukan negosiasi pembayaran ke pihak bank. 

Di sisi lain, dia bilang bahwa sebenarnya sejak IPO pada 2019 lalu, BEEF memang sudah berencana untuk lebih fokus pada unit bisnis processing. Namun, karena adanya pandemi, proses pergeseran fokus bisnis ini mesti dikebut, sebab unit bisnis yang lain mengalami penurunan signifikan ketika pandemi melanda Indonesia sejak tahun 2020 lalu. 

"Karena pandemi ini, percepatan yang harus kami lakukan harus lebih cepat dari yang kami targetkan. Karena dari bisnis segmen lain terutama agribisnis, sudah tidak mendukung untuk bisa mencapai pertumbuhan yang ditargetkan," jelas dia. 

Minimnya modal kerja membuat BEEF harus menghentikan sementara unit bisnis mereka di agribisnis. Begitu juga unit bisnis trading daging, yang sebelum pandemi berkontribusi cukup tinggi, terpaksa harus diturunkan operasionalnya, sehingga BEEF hanya fokus pada transaksi-transaksi berisiko rendah. 

"Unit agribisnis dan trading yang kurang menguntungkan, solusinya kerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki kebutuhan pada fasilitas pemeliharaan dan pemotongan sapi untuk segmen yang berbeda dan melaksanakan bisnis trading dang sangat selektif," sambung Yustinus.  

Baca Juga: Tahun Depan, Argha Karya Prima Industry (AKPI) Ingin Tingkatkan Pangsa Pasar Ekspor

Di samping efisiensi dan fokus pada unit bisnis yang menguntungkan, BEEF juga kini tengah berupaya mencari investor baru untuk menambah modal kerja dan mempercepat pertumbuhan ke depan. "Kami fokus pada penghematan dan survival, mencari investor yang mau masuk bersama-sama untuk tumbuh bersama kami. Tapi dari sisi investor kami memang belum menemukan yang cocok," pungkas Yustinus. 

Hingga kuartal III-2021, BEEF membukukan penjualan sebesar Rp 123,28 miliar. Jumlah ini turun signifikan 81,84% dari sebelumnya Rp 679,13 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Dari sisi bottom line, rugi tahun berjalan berhasil menyusut menjadi Rp 103,23 miliar. Sedangkan pada kuartal III-2020 kerugian perusahaan masih mencapai Rp 283,64 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×