Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mementum Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan membawa akan segar bagi bisnis di sektor ritel, perhotelan, dan transportasi. Momentum ini akan dimanfaatkan bagi pelaku bisnis untuk meraup berkah dari Nataru.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, Nataru biasanya akan mendongkrak penjualan meskipun tidak sebesar pada saat Lebaran.
"Gapmmi memperkirakan penjualan bisa meningkat sekitar 10%-15 % di atas rata-rata," kata Adhi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/12).
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran memproyeksikan tingkat hunian atau okupansi hotel di momentum liburan akhir tahun meningkat 20% dari reguler season, terutama dua minggu sebelum tahun baru.
Baca Juga: Industri Manufaktur Indonesia Diperkirakan Membaik di 2024
"Peningkatan 20% ini tidak berlaku bagi hotel di seluruh Indonesia. Biasanya di Pulau Jawa, Bali, beberapa juga di Sumatra. Tapi belum semuanya akan meningkat, bergantung destinasi yang memiliki daya tarik bagi wisatawan," kata Yusran saat dihubungi Kontan.co.id, belum lama ini.
Yusran menuturkan, emiten hotel akan menyiapkan strategi untuk menyambut momentum libur akhir tahun, antara lain dari sisi akomodiasi akan selalu siap untuk berbagai kegiatan.
Kedua, pada momentum tertentu setiap hotel akan menyiapkan tema bernuansa khusus, misalnya momentum libur lebaran Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pengaturan Lalu Lintas Libur Nataru Jangan Rugikan Pelaku Usaha
Ketiga, bagi hotel-hotel yang berada di destinasi favorit seperti di Pulau Jawa dan Bali, hotel tersebut akan menyiapkan berbagai hal untuk mempersiapkan terjadinya lonjakan tamu wisatawan daripada hari-hari biasanya.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, momen akhir tahun (year end) merupakan salah satu peak season yang ditunggu bagi industri jasa logistik.
"Ya karena dari produsen-produsen FMCG, fashion, elektronik, dan kebutuhan primer serta sekunder lainnya mencoba meraih pendapatan dari masyarakat yang mudik maupun bertamasya saat anak-anak sekolah libur," kata Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/12).
"Sektor jasa transportasi darat dan udara terutama yang akan menikmati untuk keperluan transport e-commerce," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan, momen tahun baru menjadi peluang bagi perusahaan di sektor ritel dan sektor rekreasi termasuk transportasi perhotelan dan jasa makan minum.
Baca Juga: Harga Kakao Melejit, Harga Makanan Minuman Ikut Naik?
Ia menjelaskan, beberapa bulan sebelumnya sudah mulai ada rekrutmen di sektor rekreasi untuk antisipasi kenaikan permintaan musiman Natal dan Tahun Baru. "Bisa dikatakan musim libur akhir tahun kembali lagi ke pola pra pandemi," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12).
Ia menambahkan, sektor transportasi dan akomodasi makan minum diperkirakan tumbuh dobel digit atau di atas 10% year on year. Pengeluaran untuk rekreasi juga ditopang oleh diselenggarakannya berbagai event seperti konser musik yang masif di berbagai destinasi wisata.
"Momen Nataru bisa dorong pertumbuhan terjaga di level 5% pada 2023. Konsumsi rumah tangga masih jadi motor utama pertumbuhan dan diharapkan kelompok 20% teratas membelanjakan uangnya di dalam negeri saat liburan," pungkas Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News