CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Harga Kakao Melejit, Harga Makanan Minuman Ikut Naik?


Kamis, 26 Oktober 2023 / 16:20 WIB
Harga Kakao Melejit, Harga Makanan Minuman Ikut Naik?
ILUSTRASI. Bubuk kakao. Harga kakao tengah naik. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga kakao sudah berada di level US$ 3.725 per ton pada Rabu (25/10).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kakao tengah naik. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga kakao sudah berada di level US$ 3.725 per ton pada Rabu (25/10). 

Harga kakao tersebut melonjak 6,71% dalam sebulan terakhir. Sementara dalam setahun terakhir atau year on year (yoy), harga kakao telah melesat hingga 63,96%.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan kenaikan harga kakao ini akan semakin memberatkan industri makanan-minuman Indonesia terutama yang menggunakan bahan baku cokelat.

Namun sisi lain, juga menjadi pendorong agar petani cokelat Indonesia bisa menggenjot kuantitas produksi mereka. 

"Kenaikan harga bahan baku biji kakao sudah terjadi sejak bulan pertengahan tahun ini yang diakibatkan beberapa. Diantaranya perang Rusia-Ukraina, ekonomi global yang tidak menentu serta krisis iklim,” kata Adhi saat dihubungi Kontan, Kamis (26/10). 

Baca Juga: Harga Kakao Melambung Tinggi, Bagaimana Dampaknya Bagi Indonesia?

Adhi bilang krisis iklim juga memberikan dampak yang besar terhadap harga kakao. Sebab, lebih dari 40% seluruh produksi kakao dunia berasal dari negara Afrika Barat yaitu Pantai Gading dan Ghana.

“Mereka sekarang tengah mengalami musim hujan yang lebih banyak dan juga kebanjiran sehingga banyak buah menjadi busuk dan muncul penyakit di pohon kakao,” ujarnya. 

Karena gagal panen inilah, efek dominonya menyebabkan kenaikan harga produk cokelat dan juga makanan minuman cokelat. 

“Namun demikian kenaikan harga pada produk makanan dan minuman cokelat tidak bisa signifikan karena harus juga diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat. Mengingat sejak kenaikan harga BBM daya beli masyarakat cenderung menurun atau stagnan,” kata Adhi. 

Adhi menyarankan industri makanan dan minuman bisa menerapkan efisiensi guna meminimalkan kenaikan biaya-biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×