kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Monsanto menargetkan penjualan bibit tumbuh 20%


Kamis, 23 Januari 2014 / 21:27 WIB
Monsanto menargetkan penjualan bibit tumbuh 20%
ILUSTRASI. Manfaat buah papaya


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Sanny Cicilia

LAMPUNG. Monsanto Indonesia, salah satu perusahaan penyedia bibit jagung hibrida berinduk di Amerika Serikat (AS), siap meningkatkan penjualan di tahun ini. Mauricio Amore, Chief Executive Officer (CEO) Monsanto Indonesia mengatakan, tahun ini perusahaan akan meningkatkan penjualan bibit jagung sekitar 15%-20% dibanding tahun lalu.

Sepanjang tahun 2013 Monsanto berhasil menjual sebanyak 6.000 ton bibit jagung hibrida.

Saat ini Monsanto memiliki sekitar 7.000 hektare (ha) area tanam jagung di Mojokerto, Jawa Timur. Pabrik jagung hibrida di sana memiliki kapasitas produksi hingga 13.000 ha. "Kami masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan produksi," ujar Mauricio.

Ia melanjutkan, pasar Indonesia merupakan yang terbesar kedua di Asia. Saat ini Mauricio mengklaim pangsa pasar Monsanto di Indonesia sekitar 25%. Perusahaan ini menjual sekitar lima varietas bibit jagung hibrida. Salah satu varietas yang diungulkan adalah DK 999. Harga jual produk berkisar Rp 50.000-Rp 55.000 per kilogram (kg).

Winarno Tohir, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan, bibit hibrida bisa meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung lokal. Lampung menjadi salah satu lokasi titik pengujian varietas bibit jagung sebelum diluncurkan ke pasar. "Minimal pendapatan petani bisa mencapai Rp 70 juta per tahun," kata Winarno. Monsanto menargetkan peningkatan panen dengan bibit hibrida sebanyak 7,5 ton per ha. Sementara, panen nasional saat ini hanya sekitar 4,9 ton per ha.

Mauricio bilang, kedepannya perusahaan akan mencoba untuk menambah produk jualannya di Indonesia. "Saya melihat kedelai hibrida bisa menjadi produk selanjutnya yang bisa dipasarkan," ujar Mauricio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×