kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MORA dan Mitsui Bikin Usaha Patungan Infrastruktur Telekomunikasi Senilai Rp 2,6 T


Rabu, 16 November 2022 / 16:56 WIB
MORA dan Mitsui Bikin Usaha Patungan Infrastruktur Telekomunikasi Senilai Rp 2,6 T


Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia Infrastruktur dan Jaringan Telekomunikasi, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) menjalin kerja sama dengan Mitsui & Co., Ltd untuk mengembangkan infrastruktur pasif telekomunikasi di Indonesia.

Keduanya bakal mendirikan perusahaan patungan atau joint venture company dengan nilai investasi mencapai Rp 2,64 triliun atau setara US$ 170 juta.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Chief of Strategic Business Office MORA Resi Y Bramani dan General Manager Fourth Dept., Division I (Asia) Infrastructure Projects Business Unit Mitsui, Kazuhiro Azuma. Penandatanganan MoU juga disaksikan oleh Direktur Utama PT Mitsui Indonesia Shinichi Kikuchihara dan Direktur Utama MORA Galumbang Menak, pada Rabu (16/11).

Baca Juga: Mora Telematika Indonesia (MORA) Menganggarkan Capex 2023 hingga Rp 2 Triliun

Resi menjelaskan, kerja sama antara keduanya terjalin lantaran adanya  kesamaan visi dalam rangka mengembangkan infrastruktur pasif telekomunikasi dan beberapa infrastruktur telekomunikasi lainnya. Dengan porsi modal antara MORA dan Mitsui masing-masing sebesar 51% dan 49%.

"MORA dan Mitsui akan berkolaborasi dalam hal technical know-how pembangunan infrastruktur pasif telekomunikasi, baik dari segi teknis sipil maupun teknis telkomunikasi. Sedangkan Mitsui sendiri akan berkontribusi dalam pengaturan penataan proyek dan MORA akan berkontribusi dalam hal relasi-relasi dengan pemerintahan daerah," ujar Resi, dalam konferensi pers.

Menurut Resi, kolaborasi antara MORA dan Mitsui tak hanya untuk pengembangan infrastruktur pasif telekomunikasi di Semarang saja, tapi lebih jauh, keduanya membuka peluang pengembangan infrastruktur di wilayah lain di Indonesia, yang mencakup proyek pembangunan ducting, menara telekomunikasi, pusat data dan kabel optik bawah laut.

"Nilai investasi yang dibutuhkan dalam salah satu kerja sama pengembangan infrastruktur, yaitu pembangunan ducting dan menara telekomunikasi di beberapa kota di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 2,64 triliun," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, GM Business strategy MORA Ryandi Ardin menambahkan, untuk tahap awal, keduanya masih akan fokus pada pembangunan infrastruktur pasif telekomunikasi di lima kota terlebih dahulu, yakni Semarang, Bandung, Bekasi, Surabaya, dan Tangerang yang ditargetkan bakal rampung pada tahun 2027 mendatang.

Baca Juga: Moratelindo (MORA) Menargetkan Pelanggan Aktif FTTH Naik Signifikan

"Kemudian nanti akan ada pembangunan menara sampai dengan hampir 860 site, dan juga untuk pembangunan ducting di sekitar 1.800 km jaluarnya, kami maksimalkan di lima kota," tambahnya.

Dengan demikian, saat ini proyek tersebut masih difokuskan untuk pembangunan ducting. Namun ke depan, seiring berjalannya waktu, akan ada pengembangan pada proyek-proyek infrastruktur lainnya, seperti pembangunan data center dan juga kabel optik bawah laut.

MORA pun optimistis, kehadiran Mitsui sebagai mitra akan memberikan dampak positif bagi kelanjutan bisnis perseroan ke depan. Selain dapat memperluas ekspansi bisinis, kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari ekosistem layanan telekomunikasi dan digital yang berkelanjutan.

Tak hanya itu, MORA juga punya misi untuk mewujudkan smart city yang estetis guna menciptakan lingkungan kota yang lebih tertata dan bersih dari kabel optik yang ada di udara.

"Dan juga mendorong persebaran infrastruktur telekomunikasi kota yang merata serta mengembangkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pertumbuhan industri dan jasa telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia," pungkasnya.

Untuk diketahui, Mitsui merupakan suatu perusahaan perdagangan dan investasi global yang berkedudukan di Tokyo Jepang, dengan bisnis yang terdiversifikasi yang terbentang kurang lebih di 63 negara di Asia, Eropa, Utara, Tengah dan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Oceania, dengan total aset sebesar JPY 14,923 miliar atau US$ 122,3 milliar (berdasarkan tahun buku 31 Maret 2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×