Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ibu hamil dan anak hingga usia 5 tahun adalah kelompok usia yang paling tinggi mengalami anemia defisiensi besi. Data menunjukkan bahwa 3 dari 10 (28%) ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Selain pada ibu hamil, sekitar 1 dari 4 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun juga mengalami anemia .
Masih tingginya prevalensi anemia akibat pola makan yang masih kurang asupan zat besi harian. Terlebih lagi data menunjukkan 1 dari 3 anak Indonesia tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi.
Ade Jubaedah, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI) menekankan pentingnya kegiatan skrining faktor resiko dalam setiap pelayanan kesehatan. Sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini, terutama bagi bidan sebagai garda terdepan yang memiliki peran sentral dalam dalam upaya pencegahan dan deteksi dini masalah anemia defisiensi besi bagi ibu dan anak.
Menurut dia, zat besi berperan penting mendukung kesehatan ibu dan anak. Bagi ibu hamil dan ibu menyusui, zat besi sangat penting karena ada peningkatan volume darah selama kehamilan untuk pembentukan plasenta, janin serta cadangan zat besi dalam ASI.
"Bahkan pada anak-anak, zat besi merupakan salah satu mikronutrien penting untuk proses tumbuh kembang. Sebab, zat besi yang cukup dapat mendukung peningkatan memori, fokus dan kecerdasan anak," papar Ade Jubaedah, dalam rilis ke Kontan.co.id, Selasa (18/2).
Baca Juga: Makanan Apa yang Baik Dikonsumsi supaya Gula Darah Turun? Ini 8 Pilihannya
Menurut dia, kurangnya asupan zat besi harian pada pola makan ibu hamil, ibu menyusui dan anak menjadi salah satu faktor utama masih tingginya kasus anemia di Indonesia. Untuk itu, pentingnya memastikan kecukupan zat besi pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak anak untuk cegah anemia.
Sebab, jika dibiarkan, kondisi anemia defisiensi besi akan menghambat tumbuh kembang optimal anak, bahkan dapat menjadi penyebab risiko stunting.
Nah, untuk memudahkan kerja para bidan, kini hadir e-Nutri, aplikasi mobile yang dirancang untuk membantu para bidan di Indonesia dalam pelayanan kesehatan harian. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur dan informasi yang berguna untuk mendukung profesionalisme bidan.
Gladys Samosir, Digital Engagement Lead e-Nutri mengatakan, dengan adanya fitur kalkulator zat besi, para tenaga kesehatan seperti bidan dapat memaksimalkan fungsi mereka dalam satu genggaman saja. "Kami berharap kalkulator zat besi dapat terintegrasi secara berkelanjutan dengan pelayanan kesehatan, tidak hanya untuk bidan saja tetapi juga untuk tenaga kesehatan lain," ujar Gladys.
Selanjutnya: Link Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2 Pemprov NTT dan NTB
Menarik Dibaca: XL Axiata menghadirkan paket Umroh Plus Mulai Dari Rp 250.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News