Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Lion Air menargetkan dapat menjaga load factor atau tingkat isian penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi diatas 90% sampai akhir tahun ini.
Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, maskapainya cukup berhasil dalam melakukan penerbangan perdana ke Jeddah pada Sabtu (7/11) lalu. Dimana 491 penumpang diterbangkan dari terminal II E Bandara Soekarno-Hatta, dari 506 kursi yang tersedia. Dengan kata lain tingkat isian penerbangan perdana ke Jeddah mencapai 97%.
"Load factor lebih dari 90% kali ini. Target kita mudah-mudahan seperti itu terus. Bahkan kalau bisa, terbang dengan Lion Air ke
Jeddah bisa menjadi pilihan utama masyarakat," kata Edward, Sabtu (7/11).
Ditambahkannya, sekitar 60% penumpang dalam Boeing 747-400 bernomor penerbangan JT 110 tersebut merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Arab Saudi. Sementara sisanya merupakan penumpang haji ONH Plus.
Direktur Niaga Lion Air Achmad Hasan menambahkan sampai akhir Desember nanti ketika musim haji berakhir, maskapainya mengenakan tarif US$ 1.600 untuk pulang pergi.
"Sampai akhir tahun penerbangan ke Jeddah baru akan dilayani dua kali seminggu karena padatnya slot time penerbangan masa bulan Haji. Namun, tahun depan akan diterbangi tujuh kali seminggu," kata Achmad.
Untuk menyiasati sepinya penumpang paska musim Haji, Lion Air menurut Edward akan menurunkan harga tiket menjadi US$ 375 untuk sekali jalan. Tujuannya tak lain supaya para pekerja Indonesia tetap menggunakan jasa maskapainya untuk menerbangkan sampai ke tujuan.
Edward mengakui bahwa dengan mengincar pasar para pekerja Indonesia tentu program promosi yang harus dilakukan Lion Air harus tersebar ke daerah-daerah asal para pekerja.
"Market potential nya memang menyebar. Makanya kegiatan marketing kita sesuaikan dengan dimana penumpang itu berada. Tapi saya tidak bisa ceritakan semua strategi pemasaran kita, nanti ketahuan pesaing," katanya. Saat ini, tercatat baru Garuda Indonesia Airline maskapai lokal yang sudah lebih dulu melayani penerbangan ke Jeddah.
Salah satu strategi yang disiapkan Lion Air untuk dapat menjaring penumpang dari berbagai daerah adalah dengan menyediakan penerbangan feeder atau pendukung dari 11 kota. Yaitu, Balikpapan, Banjarmasin, Jogjakarta, Makassar, Padang, Palembang, Palu, Pontianak, Semarang, Solo dan Surabaya. Maklum, penerbangan Jakarta-Jeddah terkoneksi dengan 32 penerbangan
domestik via Jakarta, sehingga mempermudah perjalanan para penumpang dari kota-kota tersebut.
Sekedar informasi, penerbangan Jakarta-Jeddah ditempuh selama 9 jam 30 menit. Dimana dari Jakarta dijadwalkan berangkat pukul 07.30 WIB dan diperkirakan tiba di Bandara King Abdul Azis pukul 13.00 waktu setempat. Namun, dalam penerbangan perdana kemarin penumpang baru diberangkatkan pukul 09.30 WIB karena kendala administrasi.
Sementara penerbangan JT 111 dari Jeddah berangkat pukul 14.45 waktu setempat dan tiba di Jakarta 04.15 WIB. Lion Air sudah menyiapkan dua pesawat Boeing 747-400 dengan registrasi PK-LHF dan PK-LHG untuk melayani penerbangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News