Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melakukan divestasi usaha keramik, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) bakal giat melakukan efisiensi. Perseroan membidik kenaikan laba bersih hingga Rp 225 miliar di tahun 2019 atau naik 16,4% dari periode sama 2018 yang sebesar Rp 189 miliar.
Corporate Secretary MLIA Henry Bun mengatakan, pendapatan tahun ini diproyeksikan sekitar Rp 4,1 triliun atau turun dibandingkan perolehan tahun 2018 sebanyak Rp 5,7 triliun. Di tahun lalu perseroan masih mendistribusikan keramik yang per Januari 2019 sudah tidak bertumpu pada lini bisnis tersebut.
Berkurangnya lini bisnis keramik, yang semula diproduksi PT Mulia Keramik Indahraya, dipercaya bakal mengurangi beban perusahaan. Meski revenue bakal turun, Henry optimistis bottomline dapat terangkat.
"Sedangkan harapannya laba bersih kisaran Rp 220 miliar hingga Rp 225 miliar," katanya saat paparan publik perseroan berlangsung, Jumat (10/5). Sebelumnya di 2018 raihan laba bersih Rp 189 miliar, artinya dengan proyeksi tersebut pertumbuhan bottomline yang dapat diraih kisaran 16,4% - 19%.
Menurut Henry angka tersebut masih dapat dijangkau perusahaan. "Soal topline ini karena penyesuaian dari divestasi tadi. Kalau lihat kuartal pertama 2019 ini (laba bersih MLIA) kan sekitar Rp 55 miliar masih on the track lah, kemungkinan kuartal III dan IV juga (laba bersih) masih sekitar Rp 55 miliaran juga," terangnya.
Pada kuartal-I 2018 lalu penjualan kotor keramik mencapai Rp 635 miliar bersanding dengan segmen kaca lembaran, botol dan gelas Rp 1,77 triliun.
Sementara di kuartal-I 2019 praktis segmen keramik hilang dan yang tersisa ialah segmen bisnis kaca lembaran, botol dan gelas yang penjualan kotornya mencapai Rp 1,74 triliun.
Efisiensi tampaknya telah memberikan pengaruh kepada capaian keuntungan perseroan, dimana MLIA membukukan laba bersih 2018 sebesar Rp 189 miliar atau tumbuh hampir 4 kali lipat dibandingkan dengan laba bersih tahun 2017 sebesar Rp 47 miliar.
Hanya saja raihan laba bersih tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) belum ditetapkan akan dibagi menjadi dividen. Seluruh laba bersih telah disepakati akan digunakan sebagai laba ditahan untuk modal kerja perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News